Lihat ke Halaman Asli

KRI Usman Harun Upaya Pengalihan Isu

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Penamaan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Usman Harun, berbuntut pembatalan Wakil Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin dalam acara Singapore Airshow pekan ini.

Awalnya Wamenhan RI diundang sebagai delegasi utama untuk menyaksikan acara pameran aviasi Singapore Airshow. Disamping itu, ada pertemuan dialog bilateral dengan pejabat Kemenhan Singapura. Namun informasi dari atase pertahanan di Singapura, dialog tersebut dibatalkan oleh Pemerintah Singapura.

Pemerintah Singapura keberatan atas penamaan kapal militer baru milik TNI AL dengan nama KRI Usman Harun, hal ini dengan alasan nama tersebut diambil dari 2 anggota TNI, Sersan Usman dan Kopral Harun yang telah dieksekusi di Singapura atas kasus pengeboman yang terjadi di Mac Donald House di Orchard Road pada tahun 1965 yang menewaskan 3 orang.

Menurut saya, isu tersebut sengaja dihembuskan oleh Pemerintah Singapura untuk meningkatkan citra pemerintah Singapura dimata masyarakat Singapura. Upaya ini dilakukan karena turunnya kepercayaan rakyat Singapura kepada Pemerintah Singapura yang ditandai dengan maraknya pengunjuk rasa memprotes biaya hidup yang semakin tinggi, kesejahteraan menurun serta melambungnya angka imigrasi.

Bagi masyarakat Singapura sendiri sebetulnya isu pemberian nama KRI Usman Harun nggak penting, hal ini karena yang diinginkan masyarakat Singapura sebetulnya adalah perbaikan jaminan hidup dan kesejahteraan, masalah pemberian nama untuk kapal Indonesia urusan Pemerintah Indonesia sendiri nggak ada hubungannya dengan Singapura. Peristiwa pengeboman di Orchard saat itu adalah peristiwa dikala perang,jadi hal tersebut sah-sah aja, bagi Indonesia sendiri keduanya telah dianugerahkan sebagai Pahlawan Nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline