Lihat ke Halaman Asli

Gudang Amunisi Meledak Bukan karena Kecerobohan

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Gudang amunisi milik Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL yang menyimpan amunisi senjata laras panjang dan laras pendek serta granat , sekitar pukul 10.30 WIB meledak. Ledakan ini mengakibatkan serpihan logam, serta runtuhan gedung dan beberapa amunisi terlontar. Akibat ledakan ini satu orang anggota TNI yang tengah bertugas di arena tearsebut meninggal dan 86 lainnya luka-luka.

Penyebak terjadinya ledakan belum diketahui secara pasti, walaupun ada informasi yang menyebutkan penyebab terjadinya ledakan karena hubungan arus pendek, namun sebaiknya penyedilikan atas kejadian ini diserahkan pada pihak yang bertanggung jawab. Apalagi Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio sudah menegaskan bahwa TNI AL masih menyelidiki penyebab ledakan gudang peluru terserbut.

Biarkan pihak TNI melakukan investigasi pendataan dan penyelidikan di lapangan, sehingga penyebab peristiwa ini jelas. Kita perlu ikut-ikutan menduga-duga ada unsur lain dibalik peristiwa ini. Apalagi sampai berpikiran adanya sabotase dari pihak tertentu yang tidak menghendaki lokasi penyimpanan gudang peluru di wilayah Tanjung Prio. Kejadian ini juga jangan dikaitkan dengan kecerobohan atau ketidak profesionalprajurit TNI AL yang bertugas menjaga gudang peluru tersebut.

Menyimpan barang-barang berbahaya dan rentan meledak memang beresiko, apapun bisa terjadi. Bahkan bisa terjadi dimana saja, untuk itu peristiwa ini juga sebaiknya disikapi dengan arif, jangan sampai samua orang memberikan pernyataan yang justru membingungkan masyarakat, apalagi menghubungkan dengan sistem pertahanan kita. Marilah kita semua bijaksana menyikapi peristiwa yang terjadi apalagi dalam peristiwa tersebut telah memakan korban jiwa, semua pihak pasti tidak ingin kejadian ini terjadi. Namun tetap kejadian ini harus dicari penyebabnya agar tidak akan terjadi lagi dikemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline