Lihat ke Halaman Asli

AHOK TIDAK MENISTA AGAMA

Diperbarui: 6 Maret 2017   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah lama sekali saya ingin menyuarakan pendapat saya terkait Pilkada DKI. Alhamdulillah akhirnya baru kali ini saya sempat untuk menulis disela-sela kesibukan menjadi guru di salah satu sekolah swasta di Jakarta. 

Bagi saya, dalam kasus Al-Maidah51, Ahok tidak menista agama. Saya menilai Ahok  hanya ingin menyindir segelintir oknum yang menggunakan ayat tersebut untuk memprovokasi masyarakat untuk tidak pilih dia. Dan itu terjadi di mesjid-mesjid dan banyak pengajian. Sebagai kontestan Calon Gubernur DKI (Cagub), tentu dia merasa dirugikan. 

Selain itu, saya juga kurang sepakat jika agama diseret-seret untuk membunuh karakter seseorang. bahkan ada kesan seluruh masyarakat Jakarta khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya ingin diajak oleh kelompok tertentu untuk memiliki keyakinan yang sama bahwa Ahok adalah penista agama. Yang membela penista agama tidak layak jenazahnya disolatkan. Padahal agama sendiri yang menjamin bahwa berbeda sudut pandang itu sah. 

Tidak cuma itu saja, saya juga terlalu sulit untuk menerima pembelaan bahwa mobilisasi jutaan orang untuk demo Ahok itu terbebas dari kepentingan politik untuk menjegal Ahok. Karena sejak awal Ahok dilantik jadi Gubernur, FPI juga melantik gubernur tandingan. 

Perlu diingat! Bahwa kadar keimanan kita tidak bisa diukur hanya dari sikap kita memandang satu kasus,atau hanya karena Pilkada. Kalau kita berkaca pakai "nash", banyak sekali sabda Nabi tentang iman dan tidak ada hubungannya dengan politik, misalnya:  

MAN KAANA YU'MINUM BILLAAHI FAL YUKRIM DHAYFAH.

 Siapa yang beriman kepada Allah harus menghormati tamu. 

MAN KAANA YU'MINU BILLAAHI FAL YUKRIM JAARAH. Siapa yang beriman kepada Allah harus menghormati tetangga. 

LAA YU`MINUM AHADUKUM HATTAA YUHIBBA LI AKHIIHI MAA YUHIBBU LINAFSIH.

Tidak beriman salah satu diantara kalian, hingga dia mencintai saudaranya seperti halnya ia mencintai dirinya sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline