Lihat ke Halaman Asli

Kepada Pagi

Diperbarui: 1 April 2023   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar yang Beda (Dokpri)

Kepada pagi

 
Mantra bersambut tawa malaikat
Fajar mengantar, surya menanti
Hati yang menguning telah lama kau ikat
Menyapamu, tanda aku belum letih
Cakrawala adalah harapan
Meski senja menunggu di sudut kota
Sebelum kau pergi tanpa pesan
Aku awali dengan kata

 
Wahai pagi
Kamu kedinginan
Kaupun suka malu-malu
Bisa saja semesta jadi selimutmu
Ataukah tambah sedikit saja suhu dalam dadamu

 
Tidak, kamu memang suka dimanja
Kamu juga sering memanjakan
Aku curiga padamu
Sepertinya kamu datang dengan penuh kepura-puraan

 
Aku tidak sedang berpuisi
Aku mencatatmu wahai Pagi!
Aku sering melihatmu
Kau ciptakan kesejukan pada bilik-bilik rumah tua
Dengan sengaja menaruh embun pada daun ilalang
Bahkan sekarang saja hujan basahi depan pintu rumahku
Itu semua kalakuan mu

 
Wahai pagi
Kau mulai keluar dari batas-batasmu
Baru saja embun kau titipkan pada ilalang
Kini kau mulai mengetuk pintu rumahku
Kamu mengantar rindu berbalut kesejukan

 
Kau mulai menyentuh kulitku
Kamu pikir itu akan mencipta kesyahduan?
Tidak sama sekali
Kamu salah!
Ingatlah wahai pembawa kesejukan
Mantramu telah sia-sia

 
Pulanglah sebelum aku memanggil kawanku
Dia cukup kuat untuk melibasmu
Tetapi jangan benci aku
Sebab aku tidak selamanya mencelahmu
Tetapi, pahamilah wahai pagi
Kadang embunmu datang di waktu yang tidak tepat
........
Tiger Chan
010423




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline