Lihat ke Halaman Asli

Shakty Adjie

MAHASISWA

Kisah Perjalanan Seorang Pedagang Cuanki

Diperbarui: 1 November 2023   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuanki, Pusdai (Cr : @shakdirty___)

Bandung adalah salah satu kota yang cukup populer di Indonesia. Kota ini dikenal dengan beragam makanan unik dan lezat yang lumayan memikat selera. Kota Bandung juga dikenal dengan jajanan kaki lima yang menggoda seperti "CUANKI". 

Cuanki adalah salah satu hidangan yang populer apalagi diarea perkotaan, cuanki ini bukanlah makanan yang asing bagi penduduk kota Bandung. Apalagi jika tiba malam hari dengan cuaca Bandung yang sejuk sangatlah nikmat jika ditemani semangkok Cuanki ini. 

Cuanki ini adalah suatu singkatan dari kalimat "Cari Cuan Jalan Kaki" yang dimana para pedagang cuanki ini berjalan atau mencari suatu lapak untuk berjualan disetiap harinya. Cuanki lebih banyak ditemui saat malam hari apalagi di jajaran area Pusdai hingga Gedung Sate adalah salah satu lapak para pedagagang cuanki ini. 

Di persimpangan Gedung Sate saya bertemu dengan bapak Ahmad, seorang pedagang cuanki berpengalaman yang sudah menekuni pekerjaan ini kurang lebih 4 tahun. Ditemani aroma harum dari kuah cuanki, saya menjalani wawancara yang mengungkap perjalanan dari bapak Ahmad ini. 

Dengan mata berbinar dan senyuman hangatnya, bapak Ahmad menceritakan bagaimana dia pertama kali terjun ke dunia pedagang cuanki ini. "Saya memulai menjadi pedagang cuanki ini sejak saya sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak" katanya. "Awalnya saya hanya ikut-ikutan teman saja kemudian teman saya memberikan masukan agar saya juga terjun ke dunia ini".

Perjalanan yang cukup panjang membuat bapak Ahmad menjadi pedagang cuanki tetap di area ini, kadang dia juga harus berjalan disiang hari sembari menunggu malam hari dan menetap di area Gedung Sate ini.

Penghasilan yang tidak menentu juga kadang menjadi masalah bagi bapak Ahmad, karena mengingat ada keluarga yang harus dihidupi dan anak-anaknya yang masih menjalani pendidikan. 

Apalagi jika cuaca yang sangat tidak mendukung, kadang hanya ada beberapa bungkus indomie yang terjual. Tetapi inilah perjalan mencari pundi - pundi rezeki, selagi itu halal tidak ada yang melarang.

Singkat cerita, bapak Ahmad ini adalah warga asli Kota Tasik Malaya yang kemudia merantau menjadi seorang pedagang cuanki di Kota Bandung. Bapak Ahmad pun juga membawa semua keluarganya dan memilih pindah ke kota Bandung. 

Sejauh ini menjadi seorang pedagang cuanki lumayan bisa menghidupi keluarganya, mulai dari makan sehari-hari hingga kebutuhan pribadi anak dan istri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline