Lihat ke Halaman Asli

Shakina Permata Mulida

Saya merupakan mahasiswi semester 2 Administrasi Bisnis di Universitas Brawijaya,

Jiwa Entrepreneurship pada Mahasiswa di Era Pasca Pandemi

Diperbarui: 10 Desember 2022   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah krisis global dan ketidakpastian lapangan kerja yang ditawarkan saat ini, mahasiswa dituntut untuk lebih siap menghadapi dunia pekerjaan. Poin utamanya adalah mahasiswa mau berusaha merealisasikan mimpi dan membuka peluang bisnis sendiri dengan meluangkan waktu lebih untuk suatu pekerjaan. Maka, salah satu jenis pekerjaan yang dapat dipilih oleh mahasiswa adalah menjadi seorang entrepreneur. Bisnis bisa dirintis dengan cara paling mudah, mulai dari menjadi reseller, berjualan pulsa, berjualan kue kue keringdisekitar kampus, membuka jasa print, dan sebagainya. Ketika mendengar kata entrepreneur, yang terlintas di dalam pikiran adalah pengusaha, bisnis, uang, untung dan rugi. Padahal pada dasarnya entrepreneurship tidak selalu berhubungan dengan uang. Entrepreneurship adalah sebuah mindset atau pola pikir yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang.

Nah, dalam memenuhi tugas mata kuliah “Kreativitas dan Inovasi Bisnis”, kami mencanangkan ide bisnis berupa bisnis yang bergerak di bidang kuliner, yaitu bisnis keripik singkong. Adapun merek dari keripik singkong kami adalah Picazza.

Picazza merupakan produk keripik singkong yang berkonsep millennial 4.O pertama di Kota Malang. Produk keripik singkong yang memiliki tagline “Keripik Anti Kritik” ini berasal dari singkong pilihan yang dikemas sebagai alternatif pengganjal lapar di kala terserang deadline pekerjaan. Picazza menawarkan berbagai varian ala millennial mulai dari keripik singkong goreng hingga keripik singkong panggang. Olahan singkong menjadi keripik tidaklah mengurangi esensi dari manfaat singkong itu sendiri, dengan pengolahan dipanggang menjadikan keunikan Picazza yang tidak  perlu diragukan.

Dalam membangun bisnis keripik singkong ini, saya sendiri berkontribusi sebagai Chief Financial Officer yang bertugas di bidang kebendaharaan dalam menentukan kebijakan keuangan yang sesuai dengan kondisi bisnis kami. Saya juga diberi tanggung jawab untuk menganalisis risiko keuangan dan menjaga catatan keuangan agar tetap akurat. Ketika merintis bisnis ini, saya mencoba menyusun rencana anggaran keuangan berupa list bahan baku dan biaya operasional lainnya.

Kunci sukses untuk menjalankan bisnis tersebut bisa dimulai dengan menjaga kualitas citra rasa yang lezat dan gurih sehingga dapat menarik perhatian para peminat agar produk yang dihasilkan dapat disukai oleh para pembeli.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline