Gomawo...Gomawo...Gomawo.
Saya mencoba mengucapkan terima kasih...terima kasih...terima kasih dalam bahasa Korea kepada coach STY (Shin Tae Yong), sekali lagi saya mohon maaf (kepada warga Korea) bila penggunaan kata Gomawo kurang tepat, tapi yang pasti, saya dan seluruh rakyat Indonesia tentunya satu kata mengucapkan penghargaan tertinggi kepada mantan pelatih Timnas Korea Selatan pada Piala Dunia 2018 tersebut yang telah meloloskan Timnas U-20 ke Piala Asia yang akan berlangsung di Uzbekistan, 1-8 Maret 2023. Sebelum memastikan lolos, perjuangan anak-anak nusantara yang tergabung di Timnas U-20 tidaklah mudah, karena harus melewati musuh abadi Timnas Vietnam U-20 dan berhasil membalas dendam secara dramatis dengan skor 3-2 yang berlangsung di stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Pertarungan ini semakin sengit, karena poin yang dimiliki Timnas U-20 dengan Tim yang berjuluk 'The Golden Stars' sampai pada laga kedua adalah 6 dan memiliki gol memasukan dan gol kemasukan yang sama (9-1). Karena sama-sama berhasil mencetak gol 5-1 versus Timnas Hong Kong dan versus Timor leste 4-0. Hasilnya, Timnas U-20 juara grup F pada Kualifikasi Piala Asia 2023 dengan tiga kemenangan sempurna.
Sebagai penggemar sepakbola, peralihan kepelatihan timnas dari Luis Milla bergaya eropa ke tangan STY bergaya asia tahun 2019 lalu, sempat membebani pikiran saya, karena muncul keraguan apakah STY bisa membangkitkan prestasi timnas baik dilevel junior maupun senior, karena beberapa dekade terakhir ini selalu dibawah bayang-bayang timnas Vietnam dan Thailand. Jangankan ke level Asia (Piala Asia), untuk level kawasan Asia Tenggara (Piala AFF), timnas tidak mampu berbicara banyak dan selalu kandas secara bergantian dari Timnas Vietnam, Thailand dan Malaysia. Timnas Senior terakhir kali ikut berpartisipasi di Piala Asia 2007, itupun menjadi tuan rumah Piala Asia 2007 bersama dengan Vietnam, Thailand dan Malaysia yang secara otomatis lolos sebagai peserta turnamen.
Luis Milla adalah mantan pemain yang sarat pengalaman di lapangan hijau karena pernah membela klub sepakbola papan atas, seperti Barcelona, Real Madrid dan membela Timnas Spanyol. Dari pengalaman kepelatihan, pemain yang pernah membela klub Valencia Spanyol ini berhasil membawa Timnas Spanyol U-21 sebagai Jawara Eropa 2011. Untuk sisi prestasi, pelatih berkebangsaan Spanyol tersebut pernah mengantar Timnas merebut medali perak di Sea Games 2017 dan mengantar Timnas ke babak 16 besar Asian Games 2018.
Sementara STY yang pernah menukangi Timnas Korea Selatan pada Piala Dunia 2018, sebagai pemain, ia pernah membela klub lokal Korea Seongnam FC dan Queensland Roar FC (Australia), disamping itu STY pernah membela Timnas Korea Selatan dari semua level usia. Prestasi STY dari sisi kepelatihan yang dianggap mempuni adalah saat menumbangkan keperkasaan Timnas Jerman 2-0 pada Piala Dunia 2018 dan mengantar Seongman FC (dulu bernama Seongnam Ilhwa Chunma) juara Liga Champion Asia 2009/2010.
Saya tidak mau membandingkan kehebatan Luis Milla dan STY yang memiliki segudang prestasi baik sebagai pemain dan pelatih siapa yang paling top, tapi yang pasti, kedua coach tersebut telah membangun pondasi sepakbola nasional dengan gaya berbeda, berkarakter eropa dan asia.
Memasuki tiga tahun kepelatihan di Indonesia, perlahan tapi pasti STY telah membuat jalan bagi Timnas Garuda Muda dan senior terus terbang tinggi menuju prestasi level Asia dan Dunia, dengan mengantar Timnas U-20 ke Piala Asia 2023 dan Timnas Senior ke Piala Asia 2022. Tidak hanya itu STY juga berhasil mengangkat peringkat FIFA Timnas dari posisi 175 ke 155 (per 25 Agustus 2022).
Selain mengangkat prestasi Timnas, STY juga berhasil membentuk performa pemain secara individual sehingga diminati klub-klub sepakbola di daratan Eropa dan Asia, misalnya Asnawi Mangkualam yang kini bermain di Ansan Greeners (K-Liga 2), Pratama Arham (Tokyo Verdy/J2), Egy Maulana Vikri (Lechia Gdansk (Liga 1 Polandia)/FK Senica dan FC Vion Zlate Moravce/Liga 1 Slovakia), Witan Sulaiman (Lechia Gdansk/Liga 1 Polandia)/FK Senica dan FK AS Trencin /Liga 1 Slovakia).
Bila melihat sejarah Sepakbola Timnas, prestasi timnas disemua level (senior dan Junior) naik turun. Untuk Timnas di kelompok umur (U-16 dan U-19) lebih menjanjikan. Timnas U-16 sudah dua kali juara AFF (2018 dan 2022) dan enam kali tampil di Piala Asia (1986,1988, 1990, 2008, 2010 dan 2018). Sementara Timnas U-19 prestasi yang menarik adalah saat Timnas U-20 berlaga di Piala Dunia 1978 dengan menghadapi Timnas Argentina yang dimotori Diego Maradona, untuk tingkat Asia Timnas U-19 sudah 19 kali berpartisipasi di Piala Asia (1960,1961, 1962, 1967, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973, 1975, 1976, 1978, 1986, 1996, 1994, 2004, 2014, 2018 dan 2023) termasuk berhasil lolos di Piala Asia 2023 di Uzbekistan dan juara Piala Asia 1961. Untuk kawasan regional Asia Tenggara pernah menjadi jawara 2013 (Piala AFF). Bagaimana dengan Timnas Senior, Timnas pernah empat kali berpartisipasi di Piala Asia (1996, 2000,2004,2007) dan dipastikan lolos di Piala Asia 2022 setelah menempati runner up grup A pada kualifikasi Piala Asia 2022 yang berlangsung di Kuwait melalui pertarungan versus jordania (0-1), versus Kuwait (2-1) dan versus Nepal (7-0) hasilnya Timnas Senior menjadi runner up terbaik kedua dan berhak lolos ke Piala Asia. Namun demikian ada catatan menarik bagi Timnas Senior yang pernah ikut Piala Dunia 1938 atasnama Hindia Belanda serta ikut olimpiade cabang Sepakbola 1956.
STY...
Terima kasih, telah membawa Timnas terus berkembang dan menjadi tim yang berkarakter.