Lihat ke Halaman Asli

Shakila Natasya

Mahasiswi Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Pentingnya Motivasi dalam Meningkatkan Profesionalisme dan Kinerja Perawat

Diperbarui: 30 Desember 2024   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nurse Smiling (Sumber: Freepik.com)

Perawat profesional dituntut untuk memiliki kinerja yang baik saat memberikan asuhan keperawatan agar tercapai asuhan keperawatan yang berkualitas. Kinerja merupakan hasil yang dicapai atau prestasi kerja seseorang dalam menunjukkan keterampilan sesuai dengan bidang tugas yang menjadi tanggung jawab untuk mewujudkan sasaran, visi, dan misi organisasi (Putri, 2020). Dalam konteks keperawatan, kinerja perawat berarti pencapaian perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan prinsip profesionalisme keperawatan.

Profesionalisme keperawatan sendiri didefinisikan sebagai pandangan sistematis tentang keperawatan yang mencakup standar praktik dan orientasi nilai yang digunakan perawat (Xianting & Xiaoju, 2018; Kim & Park, 2023). Menurut penelitian He dkk. (2024), profesionalisme keperawatan dapat meningkatkan kinerja klinis perawat, meningkatkan kemampuan beradaptasi, dan mengurangi kejenuhan kerja. Dengan demikian, kinerja perawat yang baik dapat diperoleh jika perawat menerapkan profesionalisme di setiap asuhan keperawatan yang diberikan.

Dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas, seorang perawat profesional harus memiliki motivasi yang tinggi. Bahkan, menurut Songstad dkk. (2011) dalam Negussie & Oliksa (2020), kinerja petugas kesehatan lebih dipengaruhi oleh tingkat motivasi daripada keterampilan dan pengetahuan. Motivasi kerja yang rendah dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perawat memiliki kinerja dan profesionalisme yang kurang baik. Rendahnya motivasi kerja perawat dimanifestasikan dalam bentuk kurangnya kesopanan terhadap klien, kelemahan, ketidakhadiran, dan ketidakefektifan yang dapat mengakibatkan kegagalan merawat pasien dengan tepat waktu serta kecerobohan dalam melakukan pemeriksaan dan perawatan untuk klien.

Motivasi adalah tingkat kesediaan individu untuk bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pribadi dan organisasi. Motivasi merupakan perasaan dan proses individu dalam merespons stimulus tertentu yang ditantang oleh lingkungan untuk meningkatkan kinerja dan memberi energi untuk membangun dengan cara yang baik (Mbindyo dkk., 2009; Franco dkk., 1999; Negussie & Oliksa, 2020). Terdapat dua jenis motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah kekuatan internal. Motivasi intrinsik di kalangan perawat didefinisikan sebagai kepuasan diri dan kesenangan dalam melaksanakan tanggung jawab tanpa tekanan orang lain dan tidak mengharapkan imbalan eksternal.  Di sisi lain, motivasi ekstrinsik adalah kekuatan eksternal yang membantu seseorang untuk bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan dengan menggunakan instruksi dari luar untuk mendapatkan imbalan. Imbalan tersebut dapat berupa insentif, penghargaan, jabatan, pengakuan, dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik dalam sistem perawatan kesehatan dapat mengarahkan perawat untuk memiliki kinerja yang berkualitas (Hee dkk., 2016 dalam Negussie & Oliksa, 2020).

Berdasarkan hasil penelitian Kamirullah dkk. (2024), faktor-faktor yang memengaruhi motivasi intrinsik perawat meliputi keterampilan dan pengetahuan; penghargaan; sifat pekerjaan; keinginan untuk berprestasi; komitmen; minat terhadap keperawatan; usia; pengalaman; prestasi; pengakuan; dan tanggung jawab. Semakin tinggi faktor motivasi maka semakin tinggi pula motivasi kerja seseorang. Motivasi intrinsik yang tinggi dapat secara langsung mendorong perawat untuk memaksimalkan kinerja.

Faktor-faktor yang meliputi lingkungan kerja yang nyaman; tempat tinggal dengan kondisi baik; gaji yang sesuai dengan beban kerja; adanya tunjangan tambahan; hubungan yang baik dengan rekan kerja; serta status pernikahan dan kepemilikan anak dapat meningkatkan motivasi ekstrinsik seorang perawat (Kamirullah dkk., 2024). Dengan motivasi ekstrinsik yang tinggi, perawat akan semakin terdorong untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatannya. Hal ini akan membuat perawat tersebut memiliki kinerja yang baik dan tertanam profesionalisme di dalam dirinya.

Pada hakikatnya, motivasi kerja baik intrinsik maupun ekstrinsik dapat menggerakkan dan mengarahkan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga mencegah terjadinya kesalahan. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat ditingkatkan dengan memerhatikan faktor-faktor yang memengaruhinya. Semakin tinggi motivasi seorang perawat maka dirinya akan semakin terdorong untuk mengamalkan prinsip profesionalisme di setiap asuhan keperawatan yang diberikan. Dengan begitu, perawat profesional akan mencapai kinerja yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Franco, L. M., EnCompass, L. L. C., Bennett, S. C., & Kanfer, R. (1999). Public sector health worker motivation and health sector reform: a conceptual framework. Partnerships for Health Reform Project, Abt Associates Incorporated.

He, X., Mao, Y., Cao, H., Li, L., Wu, Y., & Yang, H. (2024). Factors influencing the development of nursing professionalism: a descriptive qualitative study. BMC nursing, 23(1), 283. https://doi.org/10.1186/s12912-024-01945-6

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline