Covid-19 adalah penyakit yang menyerang sistem pernafasan pada manusia yang dapat menyebabkan sesak nafas atau bahkan kematian, penyebaran virus ini dapat menyebar melalui udara jika terdapat orang yang terinfeksi di sekitar kita dan dia melakukan kontak langsung dengan kita kemungkinanan besar kita akan terinfeksi. Sudah ribuan orang yang meninggal akibat virus ini dan rastusan ribu orang yang terpapar virus ini. Pada awalnya virus muncul di daerah sekitar Wuhan Propinsi Hubei Tiongkok pada akhir tahun 2019 dan menyebar ke seluruh dunia bahakan sampai masuk ke indonesia pada awal maret.
Dengan adanya penyebaran virus ini semua kegiatan yang biasanya di lakukan di luar rumah atau bahkan berkumpul dengan orang banyak dan pada saat ini semua harus di lakukan dari rumah saya atau bisa disebut semua kegiatannya harus di lakukan dirumah saja atau secara online. Pada saat itu banyak kegiatan usaha yang seharusnya di dapat di buka seperti biasa kini harus menutup usahanya, bukan hanya kegiatan usaha yang mengalami masalah tetapi pada dunia pendidikan juga begitu.
Pada saat pemerintah melakukan kegiatan lockdown di mana kegiatan hanya di lakukan di rumah saja begitu juga dengan sekolah yang harus di lakukan secara daring atau online. Saat pembelajaran sekolah dirumahkan para pelajar merasa senang karena dpat bersantai santai di rumah tanpa harus sekolah, pada awalnya pembelajaran onlne ini hanya di lakukan dengan para guru memberikan tugas di whatsapp grup dan para siswa mengumpulkanya langsung kesekolah ataupun mengirimnya di whatsapp, para guru hanya memberikan tugas tanpa menjelaskan materi yang di berikan.
ini yang memebuat para siswa tidak paham dengan materi yang diberikan oleh para guru, pembelajaran seperti ini yang bisa membuat para siswa merah bosan bahkan jenuh dengan apa yang ada, mulai dari tugas yang menumpuk, tidak bisa bertemu dengan teman, dan hanya melakukan kegiatan dri rumah saja ini juga bisa membuat para siswa jadi bermalas-malasan dalam belajar taupun memehamai materi yang di berikan oleh para guru bahakan yang lebih parahnya da siswa yang tidak megerjakan tugas yang di berikan oleh gurunya kegiatan pembelajaran ini berlangsung cukup lama.
Seharusnya para guru juga mengerti dengan kondisi murid yang mungkin tidak mamahami materi yang di berikannya mungkin sebagian guru ada yang memberikan penjelasan dengan mengirimkan video yang ada di youtube tapi tidak semua guru melakukan, itu ada yang hanya memberikan word yang berisi penjelasan, contoh dan tugas, mungkin sebagian siswa ada yang mengerti dengan materi yang di berikan bagaimana dengan para siswa yang bisa mengerti jika harus di jelaskan terlebih dahulu.
Bukan hanya guru yang memiliki peran penting dalam pembelajaran ini tetapi juga orang tua, orang tua sangat penting pada kasus pembelajaran online ini karena anak-anak memerlukan peran orang dewasa khususnya para siswa yang masih SD. Tapi tidak jarang para orang tua tidak menghiraukan anaknya bukannya tidak ingin mengajarkan anaknya atau mendapinggi ada yang sibuk dengan pekerjaanya, ada juga yang tak mengerti dengan cara pembelajaran yang onlne seperti ini. Ini bisa membuat anaknya tidak mengerjakan tugas yang di berikan oleh gurunya sehingga para guru tidak dapat memberikan nilai kepada siswanya ini yang membuat siswa itu tidak naik kelas.
Bukan hanya itu saja ada beberapa orang tua yang mengeluhkan tidak bisa membelikan anaknya perlengkapan belajar seperti smartphone dan kuota internet yang di gunakan dlam pembelajaran online, karena faktor ekonomi yang cukup sulit pada saat ini untuk bisa makan saja sudah cukup, bagaiman bisa memfasilitasi anaknya dalam pembelajaran online ini yang membuat para pelajar lebih memilih bekerja untuk membanatu orang tua ketimbang melanjutkan pendidikan, walaupun kasus seperti ini jarang terjadi di tempat saya.
Numun seiring berjalannya waktu vaksin sudah di temukan dan banyak masyarakat yang melakukan vaksinasi ini yang membuat sekolah sudah bisa di lakukan secara ofline atau bertatap muka secara langsung ,sekarang sekolah sudah mulai buka dan dapat di lakukan secara ofline yang di laksanakan dengan sistem di bagi antara sesi A dan B yang maksudnya kelas yang biasanya 36 orang kini harus di bagi menjadi dua yang pembagiannya berdasarkan absen, absen 1-18 masuk ke sesi A dan dari absen 19-36 masuk sesi B jadwal mereka masuk biasanya sesui dengan jadwal yang di berikan oleh sekolah masing- masing.
Dan di daerah saya ada sebagian sekolah menegah atas yang seluruh siswanya masuk semua tanpa adanya sesi A dan B. jasi mereka besekolah seperti biasanya yang dimana masuk jam 07:00 dan pulang jam 14:00 ini mungkin ini di lakukan karena mengejar keterlambatan materi yang ingin di jelaskan oleh para guru yang mungkin belum sempat menjelaskan materinya tersebut dan sekarang pun pendidikan di belitung mulai membaik seiring berjalanya waktu.
Sekian dan terimakasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H