Lihat ke Halaman Asli

Sejarah dan Perkembangan Jurnalisme Online di Indonesia

Diperbarui: 23 Februari 2017   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Disaat zaman seperti sekarang ini, banyak masyarakat yang sudah sangat tidak bias lepas dari apa itu yang namanya gadget,bukan suatu ketidakmungkinan bahwa saat seperti sekarang ini orang-orang tidak bias lepas dan juga jauh dari yang namanya Internet dan juga berita-berita yang lebih up to date dibandingkan pada zaman sebelum era digital seperti sekarang ini.

Pada awalnya, Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon. Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).

Pada zaman dahulu, internet digunakan untuk perang dan saling bertukar informasi, namun pada saat berada di zaman era globalisasi seperti sekarang ini, Internet merupakan salah satu pondasi utama untuk kemajuan Jurnalisme Online.

Lahirnya media online tidak lepas dari booming-nya media online diluar negeri pada pertengahan tahun 1990-an. Koran pertama di Amerika yang meluncurkan berita melalui situs online adalah Chichago Online pada bulan Mei 1992. Sampai bulan April 2001, database di AS telah berisi 12.878 berita online.

Detik.com adalah media pertama di Indonesia yang fokus untuk memberitakan peristiwa melalui jurnalisme online. Pada awalnya di Indonesia, media online hanya digunakan untuk memindahkan isi berita yang telah ditulis pada surat kabar ke situs online. Dengan kata lain produk atau konten berita yang ada pada surat kabar tidak berbeda dengan yang terdapat pada situs online. Hal ini berbeda dengan Detik.com tidak memindahkan versi cetak ke situs online sehingga berita yang mereka tulis langsung menggunakan media online. Hal inilah yang membuat mereka berbeda dengan media online sebelumnya.

Orang melirik media online lantaran ada kejenuhan di pasar media cetak pasca reformasi 1998. Orang melihat media online mempunyai peluang yang menguntungkan karena investasinya dianggap lebih murah dibandingkan dengan media konvensional/cetak. Oleh karena itu, orang kemudian berlomba-lomba membuat media online.

Pada zaman dulu, media massa merupakan hal yang sangat dipentingkan karena dengan adanya koran,radio maupun media cetak yang lainnya, dari sanalah informasi dapat diberitakan secara cepat dan juga tanggap, ada beberapa alasan kenapa media online menjadi lebih dibutuhkan dibandingkan dengan media massa biasa, selain karena lebih menghemat uang dan juga lebih menghemat waktu ada beberapa alasan lainnya juga kenapa lebih memilih untuk mengerjakan media online.

Orang membuat media online untuk meraih keuntungan saat sahamnya dijual di pasar saham. Namun ternyata gagal. Satu persatu hingga tahun 2003, media online tutup. Pada waktu itu ada lebih kurang 500-an media online berdiri di Indonesia, termasuk situs-situs yang dibuat pemerintah daerah. Beberapa media online yang sudah hilang dari peredaran diantaranya: Satunet, Astaga, Berpolitik, Kafegaul, Satuwanita dll.

Online journalism atau lebih dikenal dengan nama jurnalisme online lahir pada tanggal 19 Januari 1998, ketika Mark Drugde membeberkan cerita perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica Lewinsky atau yang sering disebut “monicagate”. Ketika itu, Drugde berbekal sebuah laptop dan modem, menyiarkan berita tentang “monicagate” melalui internet. Semua orang yang mengakses internet segera mengetahui rincian cerita “monicagate”.

Kasus ini juga terjadi ketika pada zaman Orde Baru yang dipegang oleh Bapak Soeharto, pada tahun 1998 semua media dalam cengkeraman dan pengawasan ketat pemerintahan Orde Baru. Ketatnya pengawasan itu mengakibatkan munculnya media alternatif melalui internet.

Saat itu semua berita mengenai kebobrokan Orde Baru disebarkan melalui media online seperti melalui internet oleh aktivis pro demokrasi sepertir (kdpnet.activist.com atau kdp.usa.net).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline