Lihat ke Halaman Asli

Perbatasan Negara Dibuka: Warga Negara Indonesia Merasakan "Fear of Missing Out"

Diperbarui: 10 Juni 2022   18:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dengan berlalunya masa pandemi, kita disarankan untuk tetap berada di rumah. Kehidupan kerja, kehidupan sekolah, dan bahkan kehidupan keluarga telah dialihkan ke Google Meets, Zoom, dan Discord. Kami beradaptasi dengan situasi ini yang sekarang disebut "new normal." Kehidupan kita sehari-hari sudah ada di dalam laptop atau ponsel kita. Waktu layar meningkat menjadi berjam-jam karena diisi oleh kuliah, rapat, dan lainnya

Hiburan juga menjadi terbatas, sehingga rasa takut lebih mendominasi diri kita saat kita pergi keluar rumah. Kreativitas kita juga diuji saat masa pandemi ini karena hiburan seperti konser, fashion show, dan aktivitas lain sudah bisa kita lihat di depan layar.

Dengan ilmu yang terus berkembang dan bidang Kesehatan yang terus berkembang, COVID-19 sudah mulai menurun. Pandemi telah berubah menjadi Endemi, yang berarti wabah penyakit yang terjadi secara konsisten tetapi terbatas pada wilayah tertentu, sehingga penyebaran dan laju penyakit dapat diprediksi.

Jika kita lihat media sosial, sudah banyak para artis maupun kerabat terdekat kita yang sudah berlibur ke luar negeri ke negara-negara seperti Singapur, Turki hingga Eropa. Tentu kita sebagai manusia memiliki batas sabar dan rasa kangen akan berlibur ke luar negeri. Jika kita melihat post orang-orang yang sedang di luar negeri, kita lihat bahwa regulasi memakai masker dan untuk bersocial distancing sudah jauh lebih longgar disana. Ditambah dengan perbatasan yang telah dibuka dan tidak ada keharusan lagi untuk karantina berhari-hari.

Warga negara Indonesia sudah terkenal tidak ingin merasa tertinggal atau dikenal dengan istilah FOMO. FOMO atau “Fear of Missing Out” berarti perasaan cemas seseorang saat merasa tertinggal karena tidak mengikuti aktivitas tertentu.

FOMO biasanya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, mulai dari keluarga atau teman sejawat. Dikarenakan keseharian kita sering melihat gadget, tanpa terasa akan timbul gejala-gejala FOMO. 

Gejalanya yaitu selalu mengecek gadget, selalu ingin tahu kehidupan orang lain, Mengeluarkan uang melebihi kemampuan dan membeli hal yang sebenarnya tidak penting dengan dalih agar tidak ketinggalan zaman, dan selalu ingin melakukan hal yang terkini atau “trending.” Perasaa Fear of Missing Out bisa memengaruhi beberapa orang hingga merasakan stress. 

Perasaan ini dapat menimbulkan ketidakpuasan bagi diri mereka sendiri. Selain itu juga berpengaruh secara finansial karena harus mengeluarkan uang yang cukup banyak agar merasa “up to date” dan tidak tertinggal.

Berlibur ke luar negeri tentu mengeluarkan uang yang banyak mulai dari biaya tiket pesawat, visa, dan akomodasi lainnya. Beberapa orang rela menghamburkan uang mereka untuk bisa berlibur karena efek pandemi yang memang sudah lama. Banyak dari warga Indonesia juga sudah mengantri untuk pendaftaran visa hingga sekarang antrian visa sudah penuh. Hingga kini warga Indonesia banyak yang rebutan untuk bisa pergi ke luar negeri.

Kini keinginan untuk berlibur ke luar negeri bukan hanya sekedar keinginan biasa melainkan sudah menjadi obsesi untuk beberapa orang. Kita harus sadar kembali mengenai skala prioritas. Tanyakan kepada dirimu sendiri, “apakah saya harus berlibur saat ini juga?” Selain dirimu,  banyak mahasiswa yang sudah menunggu kesempatan mereka untuk pergi ke luar negeri untuk mengejar mimpi mereka.
 
Perasaan FOMO dapat dikurang dengan beberapa tips yaitu pertama ingatkan dirimu Kembali terhadap skala prioritasmu. Kedua, lihatlah keadaan sekitar mu dan jangan terlalu memikirkan dirimu sendiri. Ketiga, kurangi pandangan negatif saat melihat media sosial. Keempat, kalian bisa mengisi hari-hari mu dengan aktivitas positif seperti olahraga, mendengarkan music, membaca dan lain-lain. Ingat Kembali bahwa berlibur ke luar negeri bisa dilakukan selama anda hidup dan pikirkanlah dulu secara matang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline