Lihat ke Halaman Asli

Endemi DBD di Kelurahan Rawamangun

Diperbarui: 18 Mei 2022   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Awas!! DBD (Sumber : www.kabarluwu.com) 

JAKARTA, KOMPAS.com - DBD atau demam berdarah dengue merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyebab dari perkembangbiakan nyamuk di Indonesia adalah iklim tropis yang mendukung, dan sebagian besar masyarakat Indonesia tidak menyadari pentingnya pola hidup bersih dan sehat, sehingga banyak kota di Indonesia menjadi endemi  DBD. 

Pada tahun 2009, WHO mengidentifikasi Indonesia sebagai salah satu negara endemi terbanyak dengan 32 provinsi dari 33 provinsi yang ada di Indonesia dan 355 kabupaten/kota dari 444 kota terkena DBD. Hingga 380 kasus demam berdarah dan 12 kematian dilaporkan setiap hari. Dengan demikian, akhirnya pemerintah melalui Dinas Kesehatan DKI Jakarta membuat perencanaan sosial dengan program JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) dan juga membuat gerakan 1 rumah 1 jumantik yang merupakan bagian dari pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan setiap warga dalam pemeriksaan, pemantauan, serta pemberantasan jentik nyamuk.

Pengimplementasian perencanaan sosial program tersebut dapat diterapkan di . Karena di kelurahan tersebut terdapat warga yang terjangkit kasus DBD hingga tertular ke beberapa warga sekitar. Hal itulah yang membuat Ketua RT dan para stakeholdernya menerapkan program Jumantik di wilayah tersebut. 

Sesuai dengan data demografis RT 08/ RW 015, Kecamatan Pulogadung, Kelurahan Rawamangun, Jakarta Timur. Jumlah warga yang tinggal di wilayah tersebut terdapat 203 orang dengan jumlah Kartu Keluarga adalah 32 Kartu Keluarga. Warga yang terjangkit kasus DBD di RT 8 tahun 2021-2022 berjumlah 12 kasus. Dengan demikian, adanya pelaksanaan Fogging tahun 2021-2022 berjumlah 10 kali. Warga yang terjangkit hingga menewaskan nyawa korban akibat DBD sejumlah 5 orang. 

PENANGANAN LAIN KASUS DBD 

Program Jumantik akan terus dilakukan hingga tidak adanya korban, bahkan hingga saat ini yang sedang terjadi pandemi COVID-19 pelaksanaannya pun tetap dilakukan secara online dengan mekanisme kerjanya memfoto tempat genangan yang terdapat jentik, kemudian di laporkan melalui WhatsApp grup. 

Dengan inisiasi pemerintah melalui program tidak lantas langsung menurunkan angka korban kasus DBD, namun diperlukan langkah lain untuk mendukung penanganan kasus DBD tersebut. Oleh karena itu, diperlukannya cara-cara lain untuk memberantas kasus DBD yang akan terus meningkat/musiman, sebagai berikut:
1. PSN 3M Plus, yaitu sebuah program untuk pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang). Kemudian maksud dari Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan, seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong royong membersihkan lingkungan, memeriksa tempat-tempat penampungan air, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar, dan menanam tanaman pengusir nyamuk. 

2. Program Anti Jentik, dengan mekanisme kerjanya melakukan perbaikan lingkungan di sekitar RT 08/ RW 15, setiap minggunya memiliki fokus yang berbeda, seperti membersihkan selokan, menanam pohon, dll. Kemudian terdapat fogging yang dilaksanakan ketika ada warga yang terjangkit. 

3. Bank sampah.
Bank sampah merupakan sebuah tempat dengan konsep penyimpanan sampah organik  anorganik, dan beracun dengan menggunakan pengelolaan seperti bank. Tujuan diadakan program tersebut agar tidak adanya penumpukan sampah dan warga tertib untuk membuang sampah pada tempatnya. Mekanisme pengelolaan bank sampah adalah warga mengumpulkan sampah yang sudah dikelompokkan, kemudian pengumpulan sampah tersebut akan disetor ke stakeholder bank sampah atau ke pengrajin sampah. 

Dengan berbagai program diatas, diharapkan kasus DBD tidak meningkat di setiap musim pancaroba dan tidak ada lagi korban hingga meninggal karena permasalahan kasus DBD dengan penanganan yang lambat dan kesehatan warga yang kurang diperhatikan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline