Biodata Buku
Judul Resensi : Belajar menerima diri sendiri
Judul buku : Insecurity is my middle name
Pengarang : Alvi Syahrin
Penerbit : Alvi Ardhi Publishing
Tahun Terbit : Cetakan pertama, Mei 2021
Tebal Buku : 264 halaman
Harga Buku : 93,000 (Harga Pulau Jawa)
ISBN : 978-623-97002-0-1
Peresensi : Shafira Widya Mahfud
"Penjahat dalam kisah kita bukanlah ibu tiri yang kejam, teman yang berkhianat, orang-orang yang merendahkan kita, tapi our own insecurity"
"It takes forever to be comfortable with who you really are. It takes forever to understand all of our insecurities. And, that's just normal, and you're doing good so far! And, I'm so proud of you"
Perasaan tidak nyaman dan selalu tidak merasa dirinya cukup atau biasa disebut insecurity adalah pengalaman yang sangat umum bagi semua orang. Terkadang, kita merasa cemas yang berlebih hingga bahkan iri dengan keberhasilan orang lain. Dalam hidup ini kita sering menambah beban pikiran kita sendiri dengan rasa takut tak berdasar, rasa takut tersaingi dan yang lainnya. Hidup bukan tentang siapa yang mencapai garis finish pertama, tidak ada perlombaan yang perlu dikhawatirkan.
Dalam buku Insecurity is My Middle Name ini terdapat 5 bab dan 45 sub bab yang membuat kita berpikir Kembali tentang rasa insecure yang sering menjadi gangguan bagi pikiran kebanyakan orang, sekaligus mengubah rasa insecure menjadi kepercayaan diri dan motivasi untuk menjadi pribadi lebih baik. Ke lima bab tersebut membahas tentang:
I : Fisik yang Kurang Menarik
II: Masa Depan yang Buram
III: Jauh Tertinggal Dari Teman-Temanku
IV: I Hate Myself
V: Berdamai Dengan Insecurity.
Rangkaian kata yang disusun pernulis sangat indah dan mudah dimengerti. Saat membaca buku ini saya sangat menikmatinya karena bukunya yang bergambar membuat saya nyaman dan tidak kebingungan saat membacanya. Tidak memerlukan waktu yang terlalu lama untuk menyelesaikan buku ini karena setiap bab disajikan dengan sangat singkat dan tidak bertele-tele. Mulai dari sampul hingga isi bukunya memiliki ilustrasi yang cantik sehingga membuat pembaca ingin terus membacanya, serta pemilihan ilustrasi yang senada dengan tema bukunya menambah ke estetikaan buku ini.
Kekurangan yang saya temukan di buku ini ada beberapa kata yang masih membingungkan untuk saya sebagai pembaca. Walaupun buku ini memberikan Gambaran umum yang baik, namun detail-detail yang mendalam seringkali membuat saya kebingungungan. Hal ini dapat membuat pembaca kurang nyaman saat membacanya, walaupun secara keseluruhan kalimatya mudah dipahami, namun beberapa kata yang membigungkan dapat mengganggu kenyamanan pembaca saat membaca buku ini. Selain itu tulisan di buku tersebut kurang proposional karena sangat kecil meskipun hal tersebut tidak berpengaruh dalam isian buku, namun dapat mengganggu kualitas pembacaan.
Kekurangan lainnya adalah tidak disertakannya pemberitahuan jika buku ini mengandung ayat-ayat suci al-quran. Saya tidak terganggu dalam hal tersebut, namun alangkah baiknya jika penulis memberitahukan jika buku ini mengandung pandangan suatu agama sehingga calon pembeli bisa memperkirakan akan terganggu dengan hal terserbut atau tidak. Seperti yang kita ketahui bahwa agama di Indonesia tidak hanya islam jadi kita harus menghargai pembaca non muslim juga.
Buku self-healing ini dapat menjadi solusi untuk kita semua yang memiliki kecemasan berlebih, apalagi rasa tidak pernah puas dengan diri sendiri. Menyembuhkan luka-luka dengan membaca hal positif sangat disarankan karena bisa menenangkan pikiran dan membantu siapa saja yang ingin berubah menjadi lebih baik. Walaupun mungkin tidaklah mudah, namun hal-hal positif pasti menghasilkan hal positif lainnya. Saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca apalagi bagi teman-teman yang sedang berjuang melawan rasa insecurenya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H