Lihat ke Halaman Asli

Pondok Pesantren

Diperbarui: 9 Agustus 2024   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Pada dasarnya semua tempat yang ada di bumi ini bisa dibilang pasti memiliki "penghuni lain" selain kita. Sudah menjadi hal biasa juga jika kita sering mendengar cerita-cerita horror, mulai dari sekolah bekas rumah sakit ataupun bekas kuburan. 

Tak heran pula remaja zaman sekarang sudah terbiasa dengan adanya hal--hal yang berbau mistis.Seperti halnya yang aku alami saat mondok dulu. Memang jika mendengar kata pondok pesantren mungkin sebagian orang akan berpikir bahwa pondok pesantren itu tempat yang damai dan adem suasananya.

 Tidak mungkin terdapat hal-hal yang berbau mistis, karena jika dipikir secara logika saja pondok merupakan tempat kita untuk mendalami ilmu fiqih, belajar mengaji, dan tempat kita untuk beribadah juga.

Kejadian ini berawal saat aku tengah tidur malam, ketika itu hujan turun begitu deras, petir menyambar dan bersaut-sautan. Entahlah mungkin sekitar pukul dua dini hari, aku merasa badanku tidak bisa digerakkan, sekujur badanku kaku, keringat keluar tanpa henti. 

Nafasku sesak, dada seperti tertimpa sesuatu yang berat. Kucoba membuka mata meski awalnya sangat sulit. Saat aku berhasil membuka mata, betapa terkejutnya aku, sosok hitam berbulu dengan taring itu berada tepat di depan mataku, duduk di atas tubuhku. Pantas saja dadaku sesak sekali. 

Matanya yang sebesar tutup toples dengan warna merah agak oranye itu menatap tajam melotot ke arahku.Refleks pada otakku mengatakan untuk menjerit, tapi entahlah mulut ini seakan terkunci. 

Kulirik kakakku yang masih tertidur pulas di sampingku. Sial, kuharap kakakku sadar akan betapa paniknya aku sekarang. Kulihat kembali sosok besar itu, dia hanya diam dan melotot ke arahku, entahlah aku tak tahu apa maksudnya. 

Mungkin hanya ingin menunjukkan eksistensinya atau sekedar ingin berkenalan saja. Tapi jujur saja itu sungguh menakutkan untuk sekadar berkenalan. Setan gila mana yang berkenalan dengan cara seperti ini?

Lama aku berusaha untuk bergerak, tapi tidak membuahkan hasil. Sudah kubaca berbagai doa tapi belum berhasil juga. Akhirnya dengan segala keputusasaan kucoba untuk kembali tidur saja, masa bodoh dengan setan itu, aku sudah lelah. 

Esoknya aku terbangun dengan badan basah penuh peluh seperti terguyur air. Setelah kejadian itu aku merasa diriku mulai sensitif akan hal-hal seperti itu. Di sekolah terkadang aku melihat mereka walaupun hanya sekelebat bayangan saja. Namun, setelah lulus SMA aku mulai merasa biasa kembali, tidak ada bayangan sosok seperti mereka lagi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline