Lihat ke Halaman Asli

Pendampingan Pembelajaran Siswa Secara Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 28 Juli 2021   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOKPRI

Pendidikan di Indonesia berubah menjadi sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) sejak adanya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Virus ini telah menyebar ke seluruh belahan bumi, dan sampai saat ini masih menjadi perbincangan.Sejak munculnya wabah virus corona, timbul berbagai masalah. Sebab virus tersebut tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga memberikan dampak terhadap perekonomian dunia, serta mempengaruhi kehidupan sosial di berbagai negara.

Salah satunya yaitu dalam dunia pendidikan di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran dilakukan secara tatap muka (luring), tetapi pada masa Pandemi ini sistem pembelajaran tersebut tidak lagi berlaku, guna mengurangi penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.

Relevansi penggunaan aplikasi digital dalam pendampingan pembelajaran Sekolah Dasar yang masih bersifat asing bagi siswasiswi di SDN Soklat Subang, Jawa Barat ini merupakan program yang sangat menarik untuk anak maupun guru itu sendiri. Terdapat dua masalah utama terkait pentingnya teknologi digital. Pertama, masih sulitnya mengakses pendidikan yang murah dan bermutu meski kemajuan teknologi digital semakin berkembang. Kedua, generasi muda Indonesia lebih mudah terpengaruh budaya Barat dibanding mengembangkan budaya dan identitas bangsanya sendiri.

Tentu saja, hal ini sangat memperngaruhi kegiatan kerja kuliah nyata (KKN) yang harus saya laksanakan pada bulan ini. Pada tahun ini Universitas Pendidikan Indonesia mengusung program salah satunya adalah "Membangun Desa Melalui Pendidikan Implementasi MBKM pada Masa Pandemi COVID-19" Untuk itu, saya memilih tempat untuk melaksanakan program saya di SDN Soklat karena melihat latar belakang yang mayoritas masih kekurangan edukasi mengenai tekhnologi, terutama aplikasi-aplikasi yang berbasis tatap muka seperti zoom meeting dan google meet. Rata-rata, murid di SDN Soklat ini masih melakukan pembelajaran melalui whatsapp, yang dimana guru memberikan materi dan nanti murid mempelajari materi tersebut. Untuk itu saya rasa masih kurang efektif dalam pembelajaran, apalagi untuk siswa Sekolah Dasar.

Saya melaksanakan program ini dengan mempraktikkan serta membimbimg guru-guru dalam pembuatan zoom meeting maupun google meet mulai dari langkah-langkah hingga aspek yang penting seperti share screen, record, host, dan yang lainnya. Selain untuk guru, saya pun mengarahkan murid dan orangtua murid untuk menginstall aplikasi tersebut.

Selain melakukan pendampingan bagi guru dan siswa, saya juga membantu dalam pembuatan dan perumusan administrasi sekolah, seperti halnya

pembuatan Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Promes),

berkas daftar hadir siswa,

penyusunan RPP dan Silabus,

berkas penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline