Lihat ke Halaman Asli

Shafira Isa

Mahasiswa

Dampingi UMKM Bumbu untuk Bertahan dan Perluas Jaringan Pemasaran

Diperbarui: 31 Agustus 2021   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Benculuk memiliki banyak sekali potensi yang sebenarnya sudah banyak dilihat oleh media. Salah satu tempat yang telah sukses dikembangkan menjadi tempat wisata yang strategis adalah Djawatan. Namun ternyata selain wisata, banyak potensi sector industry yang juga tengah dikembangkan dan didorong desa mulai dari pembuatan bumbu instan, tahu tempe, telur asap, hingga industry kerajinan rumah tangga.

Dengan banyaknya penduduk yang merupakan pegawai atau karyawan yang bekerja di kota Banyuwangi. Pekerjaan penduduk desa mulai dari PNS, anggota TNI/Polri, pengusaha, hingga pegawai toserba. Ibu Sri selaku sasaran KKN saya, menggunakan peluang ini untuk merintis usaha bumbu. Usaha yang baru saja dijalani ini mendapatkan dampak yang cukup signifikan dentan pertanda ibu Sri mengalami penurunan pendapatan dimasa pandemi ini.

Mencermati keadaan yang terjadi, saya Shafira Isa Mahasiswi Universitas Jember dengan dosen pembimbing Ns. Fitrio Deviantony S.Kep.,M.Kep yang saat ini sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Desa Benculuk, tertarik untuk mendampingi dan membantu Ibu Sri selaku pemilik usaha bumbu dapur untuk bersama -- sama mencari solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapinya. 

Dokpri

Usaha bumbu yang sedang merintis ini menjadi sangat mengkhawatirkan ketika terjadinya Pandemi Covid-19 yang telah terjadi kurang dari 2 tahun. Bu Sri juga berkata, "Hal ini tentunya juga membuat keuangan saya terganggu ketika penjualan bumbunya cenderung tetap hingga berkurang, sedangkan kebutuhan cenderung naik." 

Dokpri

Setelah melalui beberapa diskusi dengan sasaran saya dapat perlahan mengetahui tentang beberapa permasalahan usahanya, beberapa diantara lain yaitu kurang optimalnya pemilihan variasi bumbu rumahan yang dijual oleh ibu Sri, sehingga masih banyaknya potensi yang belum tergali. Selain itu, kurang kuatnya sistem pemasaran yang mengakibatkan tidak banyak orang mengenal produk bumbu yang telah dijual oleh sasaran.

 Hal ini mengakibatkan susah berkembangnya usaha bumbu dapur sasaran. Oleh sebab itu, saya memulai dengan mendorong Bu Sri untuk lebih inovatif dan kreatif, juga mendampingi dalam pembelajaran digital marketing yang sangat dibutuhkan di zaman ini mulai dari shopee hingga Instagram, hingga sosialisasi tentang bagaimana cara mengatur uang secara sederhana sehingga dapat berputasnya uang usaha dengan baik.

Pengoptimalisasi bisnis bumbu bu Sri yang akan dilakukan adalah dengan menambah beberapa varian bumbu. Saat ini terdapat 4 varian bumbu yang tersedia, yaitu bumbu soto, bumbu bakso, bumbu rawon, dan lodeh. Namun, ketika digali lagi, ada beberapa varian bumbu yang sebenarnya dapat diolah oleh bu Sri selaku sasaran. Bumbu varian baru yang kemudian kami sepakati untuk menambahkan bumbu ayam pedas, bumbu rendang, dan bumbu gulai. 

Penambahan varian ini bertujuan untuk lebih mengundang banyak pembeli baru maupun lama sehingga diharapkan untuk terdapat perkembangan pada usaha bumbu bu Sri. Selain sosialisasi mengenai 2 hal diatas, basic accounting juga merupakan permasalah serius yang dimiliki oleh sasaran. Hal ini dikarenakan sasaran memiliki kesulitan dalam mengoptimalkan keuangan usaha, sehingga seringkali terjadi overbudgeting dan menyebabkan berkurangnya laba juga pengolahan keuangan yang kemudian mengakibatkan minim atau kurangnya modal untuk perputaran bisnis. Semua program ini diharapkan dapat membuat bisnis berkembang dan lebih optimal baik secara offline maupun online.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline