Lihat ke Halaman Asli

Tantangan Komunikasi Pada Masa Hybrid

Diperbarui: 24 Desember 2021   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada tanggal 13 Desember -- 18 Desember 2021, Universitas Ahmad Dahlan mengadakan Youth Communication Day : Internasional Conference, Course, and Competition yang bertemakan "Communication Challenges in Age of Hybrid". Youth Communication Day merupakan program tahunan yan diselenggarakan oleh jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Budaya, Sastra, dan Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan. Acara ini juga berkerjasama dengan tujuh universitas di bawah organisasi Muhammadiyah. Organisasi Muhammadiyah adalah organisasi tertua dan terbesar di organisasi Indonesia. Muhammadiyah juga mempunyai 172 universitas di Indonesia dan Universitas Ahmad Dahlan termasuk di bagian Muhammadiyah. Youth Communication Day adalah implementasi dari merdeka belajar kampus merdeka atau kampus mandiri kebebasan belajar yang diprogramkan oleh kementrian pendidikan, peneliti budaya dan teknologi. Menteri Pendidikan mempunyai delapan program utama MBKM yaitu penelitian, pengabdian masyarakat, studi mandiri, kewirausahaan proyek, magang desa dan pertukaran pelajar.

Dalam konferensi ini diselenggarakan secara online melalui streaming youtube dan zoom meeting, yang dihadiri lebih dari 330 peserta. Bapak Choirul Fajri, M.A berharap di acara Youth Communication Day 2021 ini dapat memberikan manfaat  untuk semua kegunaan dan siswa kami dapat meningkatkan kompetensi kami terutama di jurusan ilmu komunikasi. Dalam acara Youth Communication Day juga mengahadiri beberapa pembicara dari beberapa negara, selain itu juga ada beberapa peserta dari berbagai negara juga. Pembicara kali ini ada Anton Yudhana, Ph.D. dari Universitas Ahmad Dahlan Indonesia, Prof. Estrella Arroy, Ed.D. Dean, College of Liberal Arts University of Saint Anthony Philippines, Dr. Kirti Dang-Longani Ajeenkya DY Patil University, Pune India, Jessada Salathong, Ph.D. Faculty of Communication Arts, Chulalongkorn University Thailand, dan pembicara terakhir ada Dr. Chen Chujie Nanjing Normal University China. Konsep hybrid menggabungkan keterampilan keterampilan non-teknis dan keterampilan teknis yang diperlukan untuk mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi di era digital ini. Kedepannya konsep hybrid ini akan semakin popular. Hybrid menekankan kebebasan masa kini dalam melakukan berbagai aktivitas baik di kantor maupun di rumah. Covid 19 telah mengubah banyak lapisan masyarakat, termasuk proses komunikasi.

Kali ini saya Shafira Noor Amaliasari sebagai mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan jurusan Ilmu Komunikasi akan membuat rangkuman materi dari acara Youth Communication Day. Saya akan merangkum dari salah satu pembicara yaitu Jessada Salathong, Ph.D. Faculty of Communication Arts, Chulalongkorn University Thailand. Beliau mempresentasikan tentang "Tantangan Komunikasi di Era Hybrid". Menurut Jess tantangan komunikasi adalah proses komunikasi yang sangat klasik. Beliau mengajarkan S-M-C-R (sender-message-channel-receiver) kepada muridnya. Namun kini prosesnya telah diubah, penerima tidak hanya penerima pasif lagi, mereka menjadi pusat jadi penerima komunikasi dua arah. Komunikasi telah banyak berubah dan bergeser selama dekade terakhir. Hal-hal yang membuat terjadi inilah yang kita sebut gangguan. Berbicara tentang gangguan, sebenarnya bukan hanya gangguan komunikasi tapi banyak gangguang dari beberapa bidang seperti aspek keuangan. Jess juga mengatakan bahwa gangguan-gangguan ini dapat berpengaruh terhadap banyaknya pekerjaan yang hilang, tenaga kerja di potong, dan juru kamera di ganti dengan robot.

Selain itu fenomena lain yang terjadi adalah konvergensi media. Semua menyatu menjadi satu platform seperti printer, audio. Di Thailand mempunyai pertanyaan besar bahwa saat ini siapa pun dapat menjadi dokter, siapa pun dapat menjadi produser media, siapa pun dapat bertindak seperti reporter dengan baik. Dengan ini teknologi memungkinkan penerima atau pengguna dapat membuat kontennya sendiri. kami menyebutnya UGC atau pengguna konten yang dihasilkan. Orang-orang yang telah mempengaruhi dan media yang memiliki pengaruh pada penonton sudah banyak berubah. Kita yang berpikir bahwa media massa yang dahulu sangat berpengaruh seperti TV, radio, dll. Tetapi yang sekarang akan lebih sangat berpengaruh karena jangkauan yang sangat luas.

Hal lain yang sangat penting bagi media kita bahkan sebelum gangguan atau sekarang kita berada di era disrupsi teknik mendongeng. Mendongeng tidak hanya robot atau musiklokookkkk atau series atau yang berhubungan dengan audio visual. Kini dapat meletakkan sebuah cerita diatasnya seperti di Jepang, lobak yang tidak diinginkan, dibuat cerita bahwa lobaknya menangis dan tersenyum, kemudian konsumen menyukai ceritanya dan penjualan akan naik. Dan untuk melawan seperti serangan seperti yang ada banyak organisasi untuk melawan berita palsu dan gangguan informasi seperti beberapa aliansi media, mereka membentuk hari pengecekan fakta internasioanl pada tanggal dua April setiap tahun karena mereka ingin menjadi satu hari setelah April hari penuh itu sebabnya mereka menyatakan April tanggal dua sebagai hari pengecekan fakta internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline