Shafa' Aurelia Faturahman
Mahasiswa Manajemen UMY
Saat ini perusahaan harus mengutamakaan Employee Wellbeing atau kesejahteraan karyawan. Kesejahteraan karyawan tidak selalu berkaitan dengan materi, akan tetapi kesejahteraan yang dimaksud dapat berupa kehidupan pribadi, Kesehatan, interaksi sosial, pekerjaan, dan lainnya. Dengan adanya pengaruh yang signifikan, maka kesejahteraan karyawan dapat dikatakan penting, dan kesejahteraan karyawan dapat digunakan sebagai indikator untuk meningkatkan kinerja dan kesuksesan jangka panjang.
Kesejahteraan karyawan ini memiliki hubungan terkait kepuasan kerja, retensi karyawan dan tentunya produktivitas. Dapat kita temui bahwasannya karyawan yang sehat dan Bahagia akan mampu dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dan hal tersebut juga dapat meningkatkan kinerja karyawan tersebut.
Apa Saja Manfaat Kesejahteraan Karyawan Bagi Penilaian Kinerja?
1. Ketahanan yaitu kondisi dimana karyawan yang sehat dan Bahagia lebih mampu untuk mengembangkan potensi dirinya dan hal tersebut berdampak pada kinerja, yaitu kinerja karyawan tersebut meningkat.
2. Keterlibatan yaitu kondisi dimana karyawan yang sehat dan Bahagia akan lebih mampu ikut serta dalam pekerjaan dan dapat meningkatkan kinerja karyawan tersebut.
3. Produktivitas yaitu kondisi dimana karyawan yang sehat dan Bahagia lebih mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi, dimana semakin karyawan tersebut Bahagia maka akan lebih cepat dan lebih baik dalam menyelesaikan tugasnya.
4. Retensi yaitu kondisi dimana karyawan yang sehat dan Bahagia cenderung untuk tetap berada di perusahaan. Retensi ini dapat dilaukan dengan cara menciptakan kondisi yag membuat karyawan merasa terhubung, terlibat, dan mereka dapat berkontribusi secara optimal.
Jadi kesimpulanya Employee Wellbeing atau kepuasan kinerja sejatinya penting. Selain mengevaluasi terkait kinerja yang sudah dilakukan, suatu perusahaan atau organisasi juga harus memperhatikan kesejahteraan karyawannya karena hal tersebut dapat digunakaan sebagai indikator apakah perusahaan atau organisasi tersebut berhasil atau gagal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H