Lihat ke Halaman Asli

My Life Story

Diperbarui: 6 September 2024   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Peta Konsep Hidupku

Nama saya Shafa Adzani. Saya biasa dipanggil Shafa, saya dilahirkan di padang panjang, 15 November 2009.

Aku terlahir dari pasangan yang penuh cinta antara bapak Deni dan ibu Elfi. Pekerjaan ayah sebagai Wiraswasta dan merantau di Sijunjung dan ibuku sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di MTsN Pitalah. Aku sangat menyayangi mereka, tanpa mereka aku tidak akan pernah ada di dunia ini. Ayah dan Ibu menjadi peran paling penting di hidupku.

Saya memiliki dua saudara, si sulung bernama Sayyid dan si bungsu bernama Syahir. Mereka adalah orang yang menyenangkan meski kadang kami sering bertengkar. Saat ini abang berkuliah di bidang keperawatan, sedangkan adik kecilku masih duduk di kelas 3 SD.

Kami sekeluarga menganut agama Islam. Ibu adalah orang yang sering pergi ke Musala di dekat rumah kami, hampir setiap subuh dia pergi ke sana, aku juga kadang ikut ke Musala bersamanya. Kakak laki-lakiku yang biasanya kupanggil abang menjadi imam di Musala itu, dia memiliki suara yang merdu saat azan ataupun saat membaca surah Al-Qur'an.

Dari kecil aku bercita-cita menjadi Polisi wanita karena mereka mencerminkan tangguh dan kuat. Namun seiring bertambahnya usia aku menjadi lebih tertarik pada pelajaran bahasa inggris, karena jika aku bisa berbahasa inggris aku juga dapat berkomunikasi dengan orang luar dan mendapat pekerjaan diluar negri. Kelak jika Allah membantuku menjadi orang sukses aku sangat ingin melihat kedua orang tuaku bangga padaku.

Sejak kecil aku tertarik dengan bahasa asing. Aku ingat saat pertama kali aku menemukan kata "family" di salah satu mainan ku, aku kebingungan apa arti family? Kenapa bisa dibaca family?. Dan sejak itu aku mulai mempelajari bahasa inggris. Orang tuaku memasukan ku ke les Pak Marjoni yaitu Al-Khawarizmi. Dan hobi ku untuk belajar bahasa inggris terus berkembang.

Saya dititipkan di TK di dekat rumah, yaitu TK Daarul Falah di Kacang Kayu dekat batas kota Padangpanjang. Di sana wali kelas ku selalu menunjukku untuk membaca ayat Alquran sebelum memulai pelajaran. Karena Saat itu hanya aku satu-satunya di kelas yang bisa membaca Alquran karena aku sudah diajarkan mengaji oleh ibuku dirumah.

Saat lanjut ke SD aku tidak terlalu terkejut dengan lingkungan disana karena banyak teman-teman ku yang masuk kesana. Selama SD aku selalu memperoleh nilai bagus, beberapa kali menjadi juara umum sebelum Covid-19 menyerang saat aku kelas 4 SD. Saat itu aku mulai malas belajar dan keseringan main hp, itu membuat nilaiku rendah hingga orang tuaku agak kecewa. Namun setelah itu aku belajar dari kesalahan hingga tidak malas belajar lagi.

Dan disinilah saya sekarang, kelas 9 di MTsN Padangpanjang. Butuh waktu lama untuk beradaptasi di sini, lingkungan baru, teman baru, guru baru. Tapi seiring berjalannya waktu saya mulai mengenal satu-persatu dari mereka. Saya juga tahu bagaimana membedakan teman yang baik dan buruk agar tidak terjerumus ke pergaulan yang salah.

Dan tujuan utama aku masuk ke sekolah ini adalah dapat lulus di SMA 1 Padangpanjang. Salah satu SMA favorit di Sumatra barat. Berbagai cara telah dilakukan agar memudahkan saya memasuki sekolah tersebut. Menambah tahfiz, meningkatkan nilai, bahkan sampai pindah KK.. eh. Tapi itu semua demi masa depan saya yang baik, do'akan semoga bisa lolos ya teman-teman:)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline