Lihat ke Halaman Asli

Shabrina Nur Ramadhani

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Pendidikan IPS

Memahami Proses Belajar: dari Kognitif hingga Humanistik

Diperbarui: 7 November 2024   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Proses belajar adalah fenomena kompleks yang melibatkan berbagai teori dan pendekatan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi dua kelompok utama teori belajar: teori kognitif dan teori humanistik, serta bagaimana keduanya berkontribusi terhadap pemahaman kita tentang pendidikan dan perkembangan individu.

1. Teori Kognitif: Membangun Pengetahuan Secara Aktif

Teori kognitif menekankan bahwa belajar bukanlah proses pasif, melainkan aktif. Menurut prinsip-prinsip dasar teori ini, siswa harus terlibat secara langsung dalam membangun pengetahuan mereka sendiri. Proses ini melibatkan aktivitas mental yang kompleks, termasuk mengamati, memahami, menganalisis, dan memecahkan masalah.

  • Tahapan Perkembangan Kognitif: Jerome Bruner mengidentifikasi tiga tahap dalam perkembangan kognitif: enaktif, ikonik, dan simbolik. Setiap tahap mencerminkan cara berbeda individu dalam memperoleh dan mengolah informasi.
  • Metakognisi: Kemampuan untuk memahami dan mengontrol proses berpikir sendiri sangat penting dalam pembelajaran. Metakognisi membantu siswa untuk merencanakan, memantau, dan mengevaluasi aktivitas belajar mereka, sehingga meningkatkan kemandirian dan motivasi.

2.  Teori Humanistik: Menghargai Potensi Individu

Sementara teori kognitif berfokus pada proses mental, teori humanistik menekankan pentingnya memperlakukan individu sebagai makhluk utuh dengan potensi besar untuk berkembang. Teori ini mendorong siswa untuk memiliki kebebasan dalam memilih apa yang ingin mereka pelajari.

  • Kematangan Psikologis: Kematangan adalah hasil dari proses pertumbuhan yang baik. Hal ini berkaitan erat dengan kesiapan belajar dan kemampuan individu untuk menghadapi tantangan hidup. Lingkungan yang mendukung dapat membantu siswa mencapai tingkat kematangan yang lebih tinggi.
  • Motivasi dan Konsep Diri: Teori Maslow dalam pendidikan menyoroti pentingnya konsep diri yang positif bagi perilaku siswa. Ketika siswa memiliki pandangan baik tentang diri mereka, mereka cenderung berperilaku lebih baik dan lebih termotivasi untuk belajar.

Integrasi Pendekatan Kognitif dan Humanistik

Kedua pendekatan ini tidak saling eksklusif; sebaliknya, mereka dapat saling melengkapi dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Dengan memahami bagaimana siswa membangun pengetahuan secara aktif (kognitif) sambil menghargai kebutuhan emosional dan sosial mereka (humanistik), pendidik dapat merancang pengalaman belajar yang lebih holistik.

Kesimpulan

Memahami berbagai teori belajar sangat penting bagi pendidik dan siswa. Dengan mengintegrasikan pendekatan kognitif yang menekankan proses berpikir aktif dengan pendekatan humanistik yang menghargai potensi individu, kita dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan efektif. Pendekatan ini tidak hanya membantu siswa dalam mencapai tujuan akademis mereka tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline