Lihat ke Halaman Asli

Semakin Menginspirasi, Sekolah Alam Matoa Depok Ciptakan Biopori

Diperbarui: 9 Juni 2024   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kolase - dokpri

Sekolah Alam Matoa Depok membuat lubang biopori di lahan sekolah sebagai bentuk pemberdayaan lahan dan pengelolaan sampah organik. Selasa (21/05/2024).

Pada pembukaan kegiatan dihadari oleh seluruh siswa Sekolah Alam Matoa meliputi siswa TK hingga siswa kelas 6 SD, fasilitator Sekolah Alam Matoa memberikan arahan, penjelasan dan penguatan kepada siswa dalam kegiatan membuat biopori, dengan memberikan penguatan bahwa sikap peduli dan perhatian terhadap bumi adalah sikap para pahlawan.

"Kita adalah Hero dengan memberikan solusi terhadap permasalahan sampah. Mengelola sampah akan terasa lebih rumit tetapi inilah bentuk usaha kita dalam menjaga lingkungan" jelasnya.

Nahdah Ayatillah, S. Si., fasilitator sekolah Alam Matoa menjelaskan konsep kegiatan bahwa setiap kelas akan memiliki lubang biopori sendiri.

"Konsep kegiatan ini yaitu setiap kelas akan membuat 3 lubang biopori. Lubang biopori akan dibuat kurang lebih sedalam 1 meter, kemudian pada hari selanjutnya teman-teman boleh mengisi lubang biopori dengan sisa-sisa makanan dari makan siang yang tidak habis. Lubang biopori akan meningkatkan kualitas tanah dan memicu munculnya organisme tanah yang menjadikan sampah organik menjadi kompos biopori" jelasnya.

Selain lahan yang dimanfaatkan sebagai lubang biopori, Sekolah Alam Matoa juga membuat lahan kompos dengan menyiapkan satu area tanah untuk pembuangan sampah organik seperti ranting dan daun. Kegiatan ini merupakan pembelajaran kontekstual bagi siswa Sekolah Alam Matoa, yang mengantarkan pemahaman mengenai solusi mengatasi permasalahan sampah serta meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.

kolase - dokpri

Kegiatan ini dilakukan oleh warga Sekolah Alam Matoa dengan jumlah 73 orang yang turut berpartisipasi memberikan kontribusinya untuk kebaikan lingkungan. Kegiatan berjalan menarik dan lancar, para siswa semangat dalam bekerja sama menggali lahan. Tumpukan tanah basah tidak menggentarkan semangat siswa dalam berbuat kebaikan untuk lingkungan.
(Shabrina Alamsyah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline