Lihat ke Halaman Asli

Fadli A

pencatat arloji

Mandiri oh Mandiri

Diperbarui: 28 Desember 2018   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mungkin pengalaman pribadi ini bukan saya saja yang mengalami, dan sebelum saya tulis di blog kompasiana, saya cari di google dan ternyata sudah banyak curahan hati yang mengeluhkan saldo minimal Bank milik Badan Usaha milik pemerintah (BUMN) alias Bank Mandiri dengan minimal uang terendap 100 ribu.

Memang fasilitas ATM yang ditawarkan memudahkan masyarakat untuk bertransaksi. Banyaknya toko, retail yang menerima pembayaran pakai ATM Mandiri. Beberapa mesin Electronic Data Capture (EDC) pada fasilitas transportasi public seperti Kereta Api, Jalan Tol dan TransJakarta bekerja sama pakai kartu tambahan dari Bank plat merah ini. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan saya mengapa penetapan saldo ATM  Bank Mandiri harus 100 ribu.

Ini terjadi saat saya dan istri melakukan perjalanan ke daerah Legok, Tanggerang menggunakan sepeda motor. Tujuan saat itu untuk mengambil sepeda roda tiga pemberian Saudara. Sepeda itu untuk kedua anak saya, maka saya dan istri semangat, karena memang saya baru diterima kerja dan belum bisa membelikan sepeda baru.

Perjalanan jauh itu harus saya tempuh hampir dua jam, singkat cerita saya baru sampai daerah pamulang dan saya istirahat sejenak sekalian mengisi bensin. Istri bertanya pada saya, di ATM kamu ada berapa, saya katakan 168rb. Saya memang berniat ambil uang 100 ribu untuk makan dan sisanya untuk beli susu anak saya.

Kebetulan di pom bensin ada mesin ATM mandiri. Dengan percaya diri saya langsung meluncur ke ATM, kebetulan ada dua mesin dan didalam ada seorang bapak – bapak  yang sedang menggunakan atm juga. Tanpa cek saldo saya langsung masuk menu penarikan, dan menekan digit 100 ribu. Tak lama kemudian kaget juga ternyata yang muncul dilayar “saldo anda tidak cukup”. Saya cek saldo masih ada 168 ribu, saya coba lagi dan ternyata tidak bisa juga. saya coba tanya pada bapak disebelah saya, berapa saldo minimal mandiri, bapak itu menjawab 100 ribu. Seketika saya bilang terima kasih  dan langsung pergi. Saya berusaha tenang walapun uang disaku tinggal 10 ribu karena yang 15 rb sudah saya belikan bensin, tapi rasa kesal dan emosi, rasanya ingin saya patahkan kartu seharga 100 ribu ini. Saya sampaikan ke istri untuk bersabar, kita cari pecahan 50 ribu, mungkin bisa diambil.

Sampai di pom bensin berikutnya ada plang atm mandiri, saya belok masuk dan mencari  lokasi mesin atm. Ternyata Atm itu ada didalam retail Brigh**yang bekerja sama dengan pertamina. Saya intip dari luar, Alhamdullilah ternyata pecahan 50 ribu. Saya masuk dan mengambil uang 50 ribu, alhamdullilah ternyata bisa. Uang itu istri dipakai beli minuman botol buat istri saya ditempat yang sama. Kami pun tak jadi makan, istri bilang dirumah uwa aja, sayang uangnya.

Dalam hati saya berkata kayak gini banget ya Bank Pemerintah, saya memang kurang update. Saat itu gemes saya mau cari tahu diinternet tentang kebijakan perbankan mengenai penetapan saldo minimal, gak ada gadget canggih lagi, keduanya sudah saya jual, sampai kapanpun saya ingat hari ini, dan dikantor saya cari tahu.

Kembali ke topic uang 100 ribu yang bagi saya sangat berharga. Terus terang, saya mendapatkan fasilitas ATM mandiri ini dari kantor karena memang “harus” pakai atm Mandiri. Proses Payroll di kantor bekerja sama dengan Bank Mandiri. Tau kayak gini, kalo disuruh buka saldo sendiri Saya berpikir dua kali jika menabung di Bank ini. Bila dikantor saya yang bergerak di Bidang Outsource saat ini ada 400 karyawan dan setiap bulannya ada penambahan karyawan rata – rata 5 sampai 10 orang, jika dihitung uang di Bank Mandiri dari seluruh karyawan di kantor saya saja ada Rp. 40.000.000,-  ditambah penambahan karyawan misalkan 5 orang jadi 40.500.000. Uang itu mengendap dan tidak bisa diambil, dan apablia mereka mengundurkan diri atau keluar, bisa diambil atau tidaknya pakai buku saya juga kurang tahu persisnya. Saya cari di Google peraturan saldo mimimal nasabah selain giro di Bank tidak ada peraturan pemerintahnya, baik yang dikeluarkan LPS maupun BI atau Mungkin saya kurang teliti.

Saya coba ambil contoh lebih besar jika ada 5 juta nasabah kali 100 ribu maka jumlahnya 500 Milyar yang ada di bank mandiri. Bila yang 2 juta orang itu adalah mereka yang awam tentang perbankan serta tetek bengeknya dan memang pegawai yang kudu wajib karena kantor pake ATM Mandiri maka begitu kontrak kerja abis, resign atau di PHK dan tidak menggunakan ATM Mandiri lagi, mungkinkah uang 100 ribu itu tetap menjadi haknya dan bank mencari nasabahnya ? sungguh amanah bank ini jika terjadi demikian.

Lain perkara, jika ada tagihan pemakaian fasilitas perbankan, misalkan kartu kredit pemakaian hanya 100 ribu maka sang customer service bagian collector akan rajin telepon setiap tanggal jatuh temponya.

Uang 100 ribu saya akhirnya hanya berupa kartu sakti yang gak bisa berkutik, sambil menunggu transfer gajian bulanan. Entah uang fisik itu dipakai apa oleh Bank Mandiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline