Telah habis bahasa untuk menggambarkan situasi Palestina yang semakin hari semakin mencekam. Kata-kata bengis sudah berada di penghujung titik bukan lagi koma. Tindakan yang membabibuta tidak hanya melalahlutuhkan bangunan, tapi merengut nyawa-nyawa yang tak berdosa.
Pertanyaannya, dimana suara yang begitu nyaring berbicara perdamaian dunia? dimana negara-negara yang berbicara hak asasi manusia? Dimana lagi bisa menemukan payung keamanan dunia ditengah hujan rudal yang mendarat di wajah dan tubuh bangsa Palestina?
Serangan yang dilakukan oleh Tentara Israel ke Rumah Sakit Ghaza telah menewaskan kurang lebih 500 orang. Titik serangan yang dilakukan oleh Israel merupakan titik yang paling tidak berdaya dan tragedi yang begitu memalukan, yaitu rumah sakit yang merupakan tempat orang-orang sakit, orangtua lansia, dan nak-anak kecil yang harus bermain di taman yang penuh dengan rasa ketakutan dan penderitaan, dan bahkan sejumlah tenaga kesehatan yang menjadi korban.
Fenomena di atas menunjukan dan terbukti telah melanggar Hukum Humaniter Internasional. Lantas akankah pahlawan dunia yang bernama Dewan PBB (perserikatan bangsa-bangsa) bertindak atas kebiadaban yang terjadi? Atau kembali menutup mata pada fakta yang ada? Telah lama wibawa PBB hilang di mata dunia, karena jalan keberpihakannya telah tampak dimana sebenarnya ia berpijak. Maka tidak berlebihan Dewan Keamaan Dunia menjadi Dewan Kepentingan Belaka.
Media Kompas baru ini mengutip pernyataan Presiden Amerika Joe Biden yang menyatakan bahwa Hamas dan Rusia memiliki kesamaan sebagai teroris untuk menghancurkan Israel. Amerika juga akan berkomitmen penuh mendukung Israel untuk melawan Hamas. Pernyataan yang sangat kontraproduktif dengan kenyataan yang ada sepanjang sejarah yang terjadi di Palestina.
Hal ini mengingatkan pada ceramah seorang ulama yang karismatik sejuta umat, yaitu Zainuddin MZ. Ia bertanya kepada para jamaah, “Yahudi itu siapa? Zionis. Zionis itu siapa? Israel. Israel itu siapa? Amerika Kecil. Amerika itu siapa? Israel besar.
Sudah lebih dari 100 tahun palestina dijajah oleh Israel, namun nyatanya tidak pernah dalam sejarahnya PBB yang dibentuk oleh Amerika, Inggris, dan Francis untuk unjuk gigi membela Palestina atas kemanusiaam. Jadi omong kosong jika PBB berbicara HAM dan bohong jika PBB berbicara mengenai perdamaian.
Kata apa yang paling tempat untuk melebeli Israel atas serangan yang dilakukan? Teroris atau radikal? Penjahat atau pecundang? Semua kata itu tidak berdampak untuk menghukumnya secara sosial atas tindakan yang mereka lakukan. Label tersebut dilahirkan untuk menframing setiap perlawanan dari pihak yang tertindas.
Tragedi atau perang Israel-Palestina telah menimbulkan sekitar 5.200 korban jiwa dan 18.500 korban luka dari kedua belah pihak selama periode 7-19 Oktober 2023, mau menggunakan kacamata apapun, baik agama maupun kemanusian, hal tersebut bukanlah bagian dari tujuan peradaban umat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H