Lihat ke Halaman Asli

Shabila Kairunisa

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta

Dosen Pendidikan Khusus UNJ Kembangkan Aplikasi "Yuk Memahami Emosi" untuk Permudah Siswa dengan Autisme Mengenal Emosi

Diperbarui: 12 November 2024   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Tampilan Aplikasi "Yuk Memahami Emos"/ dokpri

Jakarta – Sebagai bentuk dukungan terhadap siswa dengan autisme dalam mengenali dan memahami emosi, tim dosen dan mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang terdiri dari Dr. Hartini Nara, M.Si., Dra. Siti Nuraini Purnamawati, M.Sp.Ed., Dr. Indina Tarjiah, M.Pd., serta mahasiswa Afifah Nur Adzkia dan Shabila Kairunisa, berhasil mengembangkan aplikasi inovatif bernama “Yuk Memahami Emosi.” Aplikasi ini didesain secara interaktif dan khusus untuk membantu siswa dengan autisme memahami berbagai simbol emosi, seperti senang, sedih, dan marah, melalui pendekatan yang menyenangkan dan sesuai dengan karakteristik autisme.

Aplikasi "Yuk Memahami Emosi" menyediakan berbagai fitur yang mendukung proses belajar siswa dengan autisme, termasuk materi dasar tentang simbol emosi, latihan soal, permainan edukatif, serta tes formatif untuk mengukur pemahaman siswa. Setiap fitur dilengkapi dengan ilustrasi, audio, dan animasi yang dirancang agar mudah dipahami oleh siswa. Fitur-fitur ini diharapkan dapat membantu guru dan orang tua dalam mengajarkan simbol emosi dengan cara yang lebih menyenangkan dan efektif.

Dokumentasi Uji  One to One di SD Islam Alam & Sains Al-Jannah (24/10) /dokpri

Pengujian aplikasi "Yuk Memahami Emosi" dilakukan dengan melibatkan beberapa ahli, guru, dan siswa dengan autisme di SD Islam Alam & Sains Al-Jannah. Berdasarkan hasil uji coba, aplikasi ini mendapatkan respons yang sangat positif, baik dari segi tampilan maupun penyajian materi. Para siswa merasa senang menggunakan aplikasi ini berkat tampilan yang menarik dan interaktif. Ibu Diah Puspita S.Pd selaku guru untuk siswa dengan berkebutuhan khusus di sekolah pun menyatakan bahwa aplikasi ini sangat menarik dan dapat menjadi referensi penting dalam mengajarkan pemahaman emosi kepada siswa.

“Anak-anak di kelas senang sekali dengan tampilannya yang penuh warna dan interaktif. Ada fitur latihan dan games juga, jadi mereka bisa belajar sambil bermain. Saya sendiri merasa aplikasi ini bisa jadi referensi yang bagus buat guru-guru lain di sini. Masih banyak siswa autis yang belum memahami emosi dengan baik, padahal ini penting untuk kemampuan sosial mereka.” pungkasnya.

Ibu Diah Puspita, S.Pd juga mengungkapkan bahwa aplikasi ini dapat membantu mengatasi tantangan pemahaman emosi bagi siswa berkebutuhan khusus, terutama yang memiliki spektrum autisme. Banyak dari mereka yang mengalami kesulitan dalam mengenali dan mengekspresikan emosi dengan tepat, sehingga aplikasi ini diharapkan bisa menjadi media yang efektif untuk memperbaiki pemahaman tersebut. Harapannya, penggunaan aplikasi “Yuk Memahami Emosi” ini akan terus berkembang sehingga mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenali dan memahami emosi dengan lebih baik di masa mendatang.

"Iya, harapannya, semoga nanti aplikasi ini terus berkembang dan bisa membantu siswa lain di sekolah-sekolah, baik sekolah khusus atau sekolah dengan setting inklusif. Media seperti ini sangat dibutuhkan, terutama bagi anak-anak yang butuh pendekatan visual dan interaktif." Ujar Ibu Diah.

Dr. Hartini Nara, M.Si., kepala tim pengembangan aplikasi sekaligus dosen Pendidikan Khusus di FIP UNJ, menjelaskan, “Aplikasi 'Yuk Memahami Emosi' ini kami rancang khusus untuk mempermudah siswa dengan autisme dalam mengenal dan memahami simbol emosi secara visual dan interaktif. Kami melihat bahwa konsep emosi seringkali abstrak bagi mereka, sehingga media yang tepat sangat dibutuhkan.

Ia juga menambahkan, "Melalui fitur-fitur yang didesain sesuai kebutuhan, kami berharap aplikasi ini bisa menjadi media pembelajaran alternatif di sekolah-sekolah khusus maupun sekolah dengan setting  inklusif, terutama dalam membekali siswa dengan autisme dengan pemahaman emosi dasar. Harapan kami ke depan, aplikasi ini tidak hanya digunakan di lingkungan sekolah inklusif, tetapi juga dapat diperkenalkan di sekolah khusus dan umum yang memiliki siswa berkebutuhan khusus. Dengan demikian, kami ingin berkontribusi dalam menciptakan suasana belajar yang inklusif dan mendukung perkembangan anak-anak ini dengan cara yang lebih efektif dan menyenangkan."

Dr. Hartini juga menekankan pentingnya kerjasama antara pengembang, guru, dan orang tua dalam menggunakan aplikasi ini secara optimal. "Dengan kolaborasi yang baik, kita bisa membantu siswa dengan autisme lebih memahami dan mengelola emosinya, yang pada akhirnya juga mendukung kemampuan mereka dalam berinteraksi sosial."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline