Lihat ke Halaman Asli

shafira adlina

Seorang Mamah Blogger, Asesor dan Fasilitator.

B30, Harapan Baru Energi Indonesia

Diperbarui: 12 Agustus 2021   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : ilustrasi dari pertamina.com diedit oleh pribadi

Kondisi Energi Saat Ini
Permintaan energi global saat ini tercatat telah meningkat 3 kali sejak 1950 dan pemakaiannya diperkirakan telah mencapai 10.000 juta ton pertahun. Sayangnya kita masih mengandalkan energi yang dihasilkan dari bahan-bahan yang tidak terbarukan seperti batubara, gas, minyak bumi dan energi nuklir. 

Di antara bahan tersebut minyak bumi merupaka sumber utama energi yang paling kritis. Hasil perkiraan Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral (2009) jika tidak ditemukan cadangan baru, cadangan minyak bumi di Indonesia akan habis kurang dari 30 tahun lagi. Cadangan gas selama 58.95 tahun sedangkan batubara selama 82.01 tahun.

Padahal dari aspek konsumsi menunjukkan bahwa konsumsi energi Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data periode 2000-2008 menunjukkan konsumsi energi akhir mengalami peningkatan rata-rata per tahun sebesar 2.73 persen. Ini menjadi suatu ancaman perkembangan perekonomian Indonesia jika dibiarkan. Karena semakin menipisnya cadangan energi fosil pada satu sisi, sementara disisi lain konsumsi energi terus mengalami peningkatan.

Kita Butuh Sumber Energi Terbarukan
Hari ini semakin banyak masyarakat dunia sadar pentingnya lingkungan dan udara yang bersih dan sehat bagi masa depan bumi tercinta. Tidak dapat dipungkiri, energi bersih atau energi terbarukan memang menjadi salah satu isu sentral dunia, mengingat sifat energi fosil yang tidak dapat diperbarui dan menghasilkan polusi. 

Energi fosil selain tidak terbarukan juga menghasilkan gas karbon dioksida yang dapat mengakibatkan pemanasan global. Apalagi Indonesia juga berkomitmen menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca dalam mewujudkan Paris Agreement. 

Atas dasar masalah-masalah tersebut, maka kita membutuhkan bahan bakar alternatif untuk mengurangi atau bahkan mengganti bahan bakar fosil yang tak terbaharui tersebut. 

Belakangan ini kita sering mendengar tentang biodiesel. Selain bioetanol dan biogas, biodiesel merupakan salah satu derivat dari biofuel. Biofuel atau yang sering disebut juga bahan bakar hayati adalah sumber hadir sebagai salah satu alternatif sumber energi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Biofuel merupakan energi yang berasal dari bahan organik yang dibuat dari tumbuhan maupun hewan.

Mengenal Biodiesel yang Ramah Lingkungan

Seperti yang kita ketahui bersama minyak diesel atau solar adalah salah satu BBM yang penting dalam perekonomian Indonesia.  Biodiesel merupakan minyak dari tumbuhan atau hewan yang dicampurkan dengan bahan bakar solar untuk mesin diesel. 

Tentu seperti yang dijelaskan di awal keunggulan biodiesel sebagai bahan bakar menjadi titik terang sebagai bahan bakar yang diproduksi dari bahan baku yang dapat diperbaharui. Selain bersifat lebih ramah lingkungan karena dapat terurai di alam, biodiesel juga merupakan bahan bakar non toksik, efisiensi tinggi, dan memiliki kandungan sulfur dan aromatik rendah (Pinto dkk, 2005).  

Apakah teman-teman tahu bahwa solar yang tersedia di SPBU khususnya pertamina dinamakan biosolar? Biosolar merupakan campuran solar dan biodiesel. Di Indonesia per Januari 2020, di seluruh SPBU PT. Pertamina menjual Biosolar yang disebut B30. B30 merupakan pencampuran 30% Biodiesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis Solar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline