Lihat ke Halaman Asli

Mesha Christina

Pengumpul kepingan momen.

Ecoprint Batik DR, Cerita dari Jogja tentang Indahnya Daun-Daun dalam Selembar Kain

Diperbarui: 17 Agustus 2024   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dok. Hariyanto Surbakti)

Bahagia itu sederhana. Apalagi di zaman bocah yang sebagian besar saya habiskan pada era 90an. Masa di mana anak-anak bebas mengeksplorasi hal-hal sekitar untuk menciptakan permainan, termasuk menjadikan tanaman sebagai media bermain.

Kalau anak perempuan gemar bermain pasaran yang memanfaatkan berbagai jenis daun dan bunga, para anak laki-laki lebih suka membuat sebuah benda, misalnya saja mahkota dari daun nangka, senapan dari pelepah daun pisang, dan permainan lainnya.

Siapa sangka, dedaunan serta berbagai tanaman yang dulu sekadar media bermain atau bagi orang dewasa sebagai sumber pangan maupun pengobatan, kini bisa menjadi sebuah karya seni dalam dunia fashion yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah bahkan dolar.

Dari Dedaunan Kini Bisa Ciptakan Batik

Di sebuah kampung padat penduduk yang terletak di pusat Kota Jogja, saya bersama seorang kawan menjumpai rumah dengan bermacam jenis tanaman yang menghiasi bagian depannya. Bukan hanya sebagai hiasan, rupanya tanaman-tanaman tersebut juga diambil daun-daunnya untuk digunakan sebagai bahan utama pembuatan batik.

Batik dari daun-daun? Iya. Berbeda dengan pembuatan batik tradisional yang menggunakan malam, jenis batik ini memanfaatkan bahan-bahan dari alam untuk dicetak pada kain. Mungkin teman-teman sudah familiar dengan jenis batik yang satu ini.

Dari daun-daun kini bisa menjadi batik (dok. Hariyanto Surbakti)

Proses menciptakan batik tersebut bernama ecoprint, yaitu mencetak atau mereplika tumbuhan pada kain untuk mendapatkan pola alami sesuai bentuk asli serta warna alam yang menarik. Tak hanya daun, bagian lainnya dari tumbuhan pun bisa digunakan sebagai bahan ecoprint, seperti bunga, batang, serta ranting, dengan catatan kondisinya masih segar.

Ecoprint Batik DR, Sebuah Usaha Mengurangi Limbah Kimia

"Ecoprint Batik DR", demikianlah nama yang disematkan pada industri kreatif yang digeluti oleh sepasang suami-istri, Ibu Hima dan Pak Bambang yang juga merupakan pemilik rumah yang saya sebutkan di atas. Menekuni dunia ecoprint sejak 2019, bisa dikatakan mereka sebagai perintis perkembangan batik bernilai seni tinggi ini di kawasan Jogja dan sekitarnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline