Lihat ke Halaman Asli

Mesha Christina

@shalluvia

The Real Makanan Sultan, 3 Hidangan Ini Juga Bisa Dinikmati Rakyat Biasa

Diperbarui: 7 Mei 2024   12:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dok. pribadi)

Yogyakarta atau seringkali disebut Jogja merupakan kota yang kaya akan sejarah dan budaya, juga dikenal dengan kelezatan kuliner tradisionalnya. Dari masa ke masa, perkembangan kuliner di Jogja mengalami berbagai perubahan, termasuk kuliner yang dulunya hanya ada di dalam tembok keraton. Seiring perkembangan zaman, ada berbagai makanan para Sultan yang kemudian beredar luas dan menjadi makanan rakyat juga.

Diperkirakan, ada 61% dari hidangan yang tadinya khusus disajikan kepada Sultan atau di lingkungan keraton, seiring berjalannya waktu juga beredar di masyarakat. Makanan-makanan tersebut sangat mudah dijumpai, dan tergolong gampang cara memasaknya. Inilah tiga contoh makanan favorit Sultan yang kini pun menjadi kegemaran rakyat.

1. Brongkos

Hidangan khas Yogyakarta yang terbuat dari campuran daging sapi, telur, tahu, kulit melinjo, dan kacang tholo yang dimasak dengan bumbu rempah kuat ini merupakan menu favorit Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

(dok. pribadi)

Keunikan brongkos terletak pada warna kuahnya yang gelap. Hal tersebut karena dalam bumbunya menggunakan kluwek atau kluwak seperti yang ada pada bumbu rawon. Namun, kedua masakan tersebut jauh berbeda. Kelezatan brongkos ada pada perpaduan cita rasanya yang kaya dan kompleks, aroma rempah yang menggugah selera, serta isiannya yang beragam.

2. Gecok Ganem

Seperti brongkos, gecok ganem merupakan hidangan favorit Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Menu khas keraton ini berupa bola-bola daging sapi yang telah digiling, dimasak dengan kuah santan dan beberapa sayuran cerah.

(dok. pribadi)

Masakan ini terasa spesial karena keunikannya yang terletak pada kuahnya. Meskipun bersantan tapi tidak eneg, justru rasanya segar. Dalam kuahnya terdapat irisan belimbing sayur atau belimbing wuluh, itulah yang membuat segar. Sekilas, penampakan makanan ini terlihat pedas, tetapi kalau sudah terasa di indera pengecap, pedasnya masih bisa ditoleransi karena biasanya menggunakan cabai teropong.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline