Lihat ke Halaman Asli

Mesha Christina

TERVERIFIKASI

Pengumpul kepingan momen.

Keluarga Favorit Orang Gila??

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_286155" align="alignleft" width="300" caption="orang gila pinggir jalan (menggergajibatu.blogspot.com)"][/caption]

Keluarga saya bisa dikatakan unik, kalau tak boleh dikatakan unik, aneh juga tak apalah. Hampir semua anggota keluarga saya memiliki pengalaman yang berhubungan dengan orang gila, termasuk saya sendiri.

Mulai dari cerita masa kecil yang masih tersimpan dalam memori otak saya. Ketika itu saya berusia 5 tahun dan adik (yang memiliki gigi kera) 3 tahun. Seperti biasa, setiap bulannya ibu selalu mengajak kami melihat Parade Senja yang diadakan tanggal 17 setiap bulannya di Istana Negara Gedung Agung.

Suatu sore di sepanjang pagar istana penuh dengan kerumunan orang. Saya, ibu dan adik pun ada di sana. Saat asyik menyaksikan atraksi drumband AAU, adik saya yang tidak digendong ibu tiba-tiba dari arah belakang diangkat oleh orang tak dikenal, orang gila.

Mulanya ibu tak sadar salah satu anaknya digondol orang gila, untung saja seorang ibu disampingnya memberitahu. Sontak saja ibu saya berlari mengejar orang gila yang sudah hampir sampai di dekat tugu jam kawasan 0 Km Jogja sambil berteriak, "He...anakku arep digowo nengndi kui??! Kene-kene balekke anaku...!!"

Orang gila itu menengok dan mau melepaskan cengkramannya pada adik saya. Hmm...untung saja, ternyata orang itu hanya iseng, dasar orang gila...

Pengalaman kedua adalah saat saya dan ibu menonton film di salah satu bioskop yang sekarang sudah ditutup. Kalau tak salah, film yang kami lihat saat itu adalah Robin Hood. Di tempat lain, bapak dan adik tengah mengelilingi kota dengan motor. Sebelum film selesai, bapak dan adik sudah menjemput saya dan ibu. Mereka menunggu di bengkel teman bapak yang letaknya tak jauh dari bioskop.

Bapak asyik ngobrol tentang motor dengan temannya, sedangkan adik berlari kesana-kemari di trotoar. Tiba-tiba (lagi) ada orang gila yang menggendong adik saya. Dan kali ini adik saya berontak dan menangis, sehingga bapak segera mengetahui dan mengejarnya.

Tak mau 'kalah' dengan adik, saya pun memiliki pengalaman tak terlupakan bersama orang gila. Waktu itu saya masih duduk di bangku SMP. Suatu hari Bapak, Ibu dan kedua adik saya pergi ke pernikahan salah satu teman Bapak. Saya sebagai anak tertua sengaja tidak diajak dan dipasrahi menjaga rumah atau lebih tepatnya menjaga warung.

Sedang asyik menjaga warung sambil membaca, tiba-tiba ada orang gila perempuan lewat dan menyambar sapu yang ada di depan rumah saya. Entah mengapa, refleks saya berdiri dan berusaha merebut sapu itu dari si orang gila. Jadilah kami saling berebut sapu. "Iki sapuku, ojo digowo tho!!" Teriakku masih tarik-menarik sapu dengan si orang gila. Ternyata orang gila itu kuat juga dan begitu kukuh mempertahankan sapu yang ada di tangannya.

Tak sampai lima menit kemudian, dia menyerah. Akhirnya dia mau juga melepaskan sapu itu, ahh...untung saja. Ketika akhirnya dia berjalan meninggalkan depan rumah, saya pun berteriak, "Wooo...dasarr wong edyan!!" dia menengok dan saya cepat-cepat berlari ke dalam rumah dan menutup pintu. Tak lupa sambil membawa sapu tentunya :D

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline