Lihat ke Halaman Asli

Mesha Christina

@shalluvia

Si Lombok Abang

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Merah menyala dan berada di garda terdepan. Memainkan alat musik tambur dan seruling untuk melantunkan lagu bernama Gendhing Dhayungan untuk lampah cepat dan Lagu Rotodhedhali untuk lampah lambat. Menyandang keris, bedhil dan tombak. Dialah prajurit Lombok Abang, satu-satunya prajurit Keraton Yogyakarta yang saya ketahui namanya di masa kecil (sekarang tahu semua ^-^). Sebenarnya prajurit ini bernama prajurit Wirobrojo. [caption id="attachment_98334" align="aligncenter" width="300" caption="wirobrojo alias lombok abang"][/caption] Mengapa prajurit Wirobrojo lebih terkenal dengan sebutan Lombok Abang? Karena prajurit ini memang mengenakan seragam berbentuk sikepan, ikat pinggang dari kain satin dan celana panji yang semua berwarna merah menyala, sepatu pantofel hitam dengan kaus kaki putih, dan memakai topi bernama Kudhup Turi (dalamnya memakai blangkon) yang ujungnya lancip menyerupai mirip kelopak bunga turi dan lombok abang (cabai merah). Namun ada juga yang menyebutnya topi Centhung (menyerupai kepompong). Ketika masa penjajahan, prajurit Wirobrojo berada di garis depan dalam setiap pertempuran. Karena itu sampai sekarang pun dalam berbagai upacara adat Keraton, prajurit ini tetap berada diposisi paling depan diantara pasukan atau bregada prajurit lainnya. Dulu, para prajurit Wirobrojo tinggal di ujung Barat luar benteng Keraton Kasultanan Yogyakarta. Konon bregada ini sengaja ditempatkan di daerah tersebut dengan tujuan mempertahankan benteng Keraton yang pada saat itu musuh datangnya dari arah Barat Keraton. Nama Wirobrojo berasal dari kata wiro berarti berani dan brojo berarti tajam. Kedua kata itu berasal dari bahasa Sansekerta. Filosofisnya Wirobrojo bermakna suatu prajurit yang sangat berani dalam melawan musuh dan tajam serta peka panca inderanya. Dalam setiap keadaan ia akan selalu peka. Dalam membela kebenaran ia akan pantang menyerah, pantang mundur sebelum musuh dapat dikalahkan. Sehingga prajurit ini mempunyai tugas sebagai cucuking laku, alias pasukan garda terdepan. [caption id="attachment_98364" align="aligncenter" width="300" caption="inilah pak sudasiyo yang murah senyum"][/caption] Kini para prajurit Lombok Abang tak hanya tinggal di daerah Wirobrajan saja, tapi tersebar di seluruh Jogja. Contohnya saja Pak Sudasiyo yang tinggal di area dalam beteng Keraton, Suryoputran. Beliau sudah berkiprah sebagai prajurit Wirobrojo selama puluhan tahun. *ide tulisan ini muncul setelah kemarin siang saat hendak berangkat kerja saya berpapasan dengan Pak Sudasiyo yang pulang dari sholat Jumat




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline