Lihat ke Halaman Asli

Bulan dan Utusan Dewa Zeus

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namanya Bulan. Tinggalnya di langit yang penuh dengan bintang - bintang, sosok tubuhnya besar, tegap, kuat dan bercahaya. Menimbulkan romance keindahan yang tak ada taranya. Kala itu Bulan sedang purnama , bersinar penuh, menawan, dan seketika muncul Dewa Aquarius yang merupakan jelmaan dari rasi bintang Aquarius. Sesuai dengan cerita Yunani kuno, Dewa Aquarius adalah seoranglaki-laki berwajah rupawan yang pendiam dan bernama asli Ganymede, dia di perintahkan oleh Dewa Zeus untuk tinggal di Olympus sebagai penuang air minum Dewa.

Bulan menunjukkan sinarnya yang terang itu sebagai tanda bahagia telah mengenal Dewa Penuang Air itu. Lambat laun perasaan cinta tumbuh di hati Bulan. Bulan dan Rasi Bintang Aquarius terus bercengkrama setiap malam, saling menghibur dan bercerita. Bagaimana hidup Bulan ketika dia harus berubah-ubah bentuk dari sabit sampai purnama. Dan bagaimana Aquarius bercerita tentang pertemuannya dengan Zeus hingga akhirnya Aquarius bisa tinggal di langit.

Hari-hari itu kian menjadi membosankan tatkala Aquarius tak lagi muncul, pergi, tanpa memunculkan sinar rasi bintangnya lagi. Bulan itu kini meredup sinarnya, dan sampailah pada saat dia harus berubah menjadi bulan sabit. Kecewa, sinarnya tak lagi terang menyala seperti biasa. Dan ketika itulah muncul rasi bintang Libra. Bintang yang sinarnya juga redup, dan hanya bisa di temui ketika Bulan sedang berbentuk Sabit.

“Aku akan menemanimu saat ini. Tapi tak tau bagaimana esok ketika bentukmu telah berubah menjadi purnama. Karna sinarku redup, maka saat kau purnama, kau tak akan menemukan aku di tengah sinarmu yang terang” Libra berucap, sambil pergi berlalu mengitari langit di belahan lain.

Ketika ini Bulan sedang dalam tahap Bulan Separuh, dan saat masanya menjadi Bulan Sabit yang lalu habis, dia tak lagi bisa bertemu dengan Dewa Libra. Bulan itu pun kini sendiri lagi. Bintang tak lagi berteman dengannya kini, sinar mereka kalah kuat dengan pancaran cahaya Bulan yang hampir menjadi Purnama. Bulan itu masih tetap bersinar separuh, dan sesaat lagi adalah waktunya untuk menjadi purnama. Langit mendadak menjadi sangat kelam dan mendadak tak bersahabat. Saat ketika datang seorang Dewa yang mengendarai Kerbau, sayangnya wajahnya begitu asing, tak pernah sekalipun Bulan melihatnya.

“ Siapa kau?” Bulan berkata.

“Aku Dewa Taurus. Padahal rasi bintangku yang paling terang di antara semuanya. Tapi, kenapa sepertinya kau tak mengenalku? Aku selalu berada di manapun kamu berada. Aku selalu terlihat terang, hanya kau yang tak melihat. Aku selalu mengikutimu, setiap kau berubah, ntah menjadi sabit, bulan separuh, ataupun purnama. Hanya saja kau yang tak mengenaliku.”

Awan mendung yang menyelimuti Bulan pun tersingkir perlahan. Bulan kini berubah menjadi Purnama dalam hitungan menit. Dia berharap saat awan-awan kelabu ini menyingkir maka akan datang sosok Dewa Aquarius di hadapannya. Tapi ketika awan mulai menghilang, tak ada sosok Dewa Aquarius itu, yang ada hanya Seekor Kerbau yang sedang duduk manis di atas awing-awang langit. Dan ada seorang Dewa di samping Kerbau itu yang tak lain adalah Dewa Taurus.

“Percayakah kau kini bahwa aku selalu ada di setiap saat ketika engkau menjadi sabit ataupun purnama? Ketahuilah, Aku adalah utusan Dewa Zeus yang di tugaskan untuk menemanimu setiap saat sampai kapanpun. Terimalah aku dengan hatimu yang ikhlas, Bulanku”




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline