Sang Koruptor sudah dijebloskan ke dalam penjara
namun ia tetap merasa tidak bersalah
tak ada rasa sesal sama sekali
maka tak ada keringanan atas hukumannya
bahkan vonis lebih tinggi daripada tuntutan
Akhirnya Sang Koruptor itu meninggal
tanpa pernah merasa bersalah
tanpa pernah menyesal
so pasti hukumannya bertambah lagi
ia masuk ke dalam api neraka
Sang Koruptor menatap nun jauh di atas
ada seorang yang pernah ia kenal di dunia
sepertinya seorang pengemis
yang dulu sering mengetok pintu rumahnya
pengemis itu nampak menebar senyum bahagia
dalam panasnya api neraka Sang Koruptor merasa iri
dulu saya sudah berbuat baik kepadanya
tak bisakah sekarang ia menolongku, pikirnya
Sang Koruptor mendengar sebuah suara
sudah layak lah pengemis itu menerima nikmat surgawi
karena ia telah menerima duka derita selama di dunia
dan kamu dengan segala serakahmu
telah mengenyam segala nikmat dunia
bahkan dengan merampas nikmat sesamamu
Sang Koruptor berfikir lagi,
mungkinkah pengemis itu kembali sejenak ke dunia
untuk mengingatkan anak cucuku dan saudaraku
Sang Koruptor mendengar suara itu lagi,
sudah berapa banyak nabi diutus ke dunia
untuk memberi peringatan kepada manusia
namun tetap saja manusia sepertimu
tak ingin mendengar peringatan itu
kalau pengemis itu kembali ke dunia
akan menambah bahan tertawaan bagi saudara-saudaramu
Sang Koruptor itu meringis
menahan panasnya jilatan api neraka
yang tak akan pernah berakhir
Jambi, 28 Oktober 2024
Insp. Lk 16: 20-31
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H