Lihat ke Halaman Asli

Ketika Hari Berakhir

Diperbarui: 27 Mei 2021   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ketika hari berakhir, serasa satu langkah berhasil kulalui dalam peziarahan ini. Aku sujud tafakur. Kuhunjukkan syukur dan terima kasih atas segala anugerah sepanjang hari yang baru lalu. Segala nikmat dan sukacita yang kuterima dari pagi hingga malam. Kupersembahkan segala karyaku. Kumohon ampun atas dosa dan khilafku.

Kuserahkan seluruh jiwa dan ragaku ke dalam rengkuhan Sang Pencipta. Agar aku beristirahat dengan nyenyak sepanjang malam. Bila Tuhan berkenan, esok pagi aku dibangunkan kembali dengan badan segar dan semangat yang baru. Sehingga aku bisa melangkah lagi di hari yang baru. Di akhir hari, aku kembali sujud tafakur.

Begitulah hari selalu berganti. Malam selalu berulang. Ku tak tahu, sampai kapan. Masih berapa kali hari-hariku berganti dan malamku berulang. Akan selalu kulalui satu langkah demi satu langkah, entah masih berapa langkah. Hingga tiada lagi hari bagiku, tiada lagi malam bagiku. Tiada lagi waktu bagiku, berakhirlah langkahku. Sampai sudah aku dalam keabadian nan tiada batas ruang dan waktu.

Jambi, 27 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline