Kontras diksi[1] antara dunia fana dan alam baka
(Cerpen oleh F. Sugeng Mujionno)
Eko...
Sesaat semuanya hilang ... dan hilang..., tak tahu apa-apa..., tak tahu apa yang terjadi..., tak tahu berada di mana..., sebelum kemudian Eko menyadari bahwa ia berada dalam suatu kegelapan yang amat sangat. Semuanya gelap, teramat pekat. Ia tak tahu berada di mana. Ia tak tahu mana timur, mana barat, mana utara, mana selatan. Bahkan ia tak tahu mana bawah, mana atas, mana kiri, mana kanan. Gelap..., pekat...
Eko berusaha bergerak. Tangannya meraba-raba, berusaha meraih sesuatu untuk pegangan, namun kosong. Ia menggerakkan kaki kalau-kalau bisa melangkah, namun tak terasa adanya suatu pijakan. Oohh, semuanya kosong...
Muncul seberkas sinar yang amat redup, nun... jauh. Eko berusaha mendekat, jauh....amat. Oohh, tanpa pijakan ia bisa melayang ke arah sinar itu. Lambat laun ia menyadari, bahwa ia berada dalam sebuah lorong yang amat panjang nan gelap. Ia melayang dan melayang ke arah sinar, laksana kapas dihembus angin.