Lihat ke Halaman Asli

Safira Ruhama

Aku Bukan Siapa-siapa, hanya musafir yang mencari RidhoNya

Mari Bepergian

Diperbarui: 10 Februari 2022   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Ternyata, hal-hal dangkal itu bisa membawa kita jauh lebih dalam, bisa kita selami dan jelajahi lho!"

Apa kalian pernah mendengar itu sebelumnya? Saya baru saja memikirkan hal itu saat akan menulis ini. Pernah gak sih kalian mengalami saat dimana bunyi atau ucapan dari mulut seseorang itu bisa membawa kita ke tempat yang sangat jauh? Bahkan saya pikir selalu demikian.

Sebenarnya apa sih yang sedang saya coba sampaikan?

Hmmm... Realitanya, setiap detik pikiran dan jiwa kita bersinergi untuk terus bepergian. Dan selalu tentang pencarian. Misalnya, "Gimana ya biar ujianku dapat nilai bagus?" Pasti kita akan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan yang perlu kita lakukan. Atau mungkin saat kita melihat unggahan foto liburan seorang teman, kita akan langsung membayangkan bagaimana rasanya berada di tempat liburan teman kita. Tapi permasalahannya, kita gak pernah bisa benar-benar mengontrol dan memilih "Apakah kita ingin pergi ke sana atau tidak."

Kepadatan lalu lintas informasi melemahkan hak kita untuk memilih dan menentukan apa yang seharusnya dan tidak seharusnya kita pikirkan. Akibatnya, kita kewalahan mencari tahu mana yang penting untuk kita dan mana yang tidak penting. Terlepas dari semua itu, kita memang sebutuh itu untuk terus bepergian melalui pikiran-pikiran padat di kepala kita.

Sampai akhirnya, pada setiap kepergian itu kita jarang benar-benar sampai pada tujuan awal. Sama halnya bagaimana saya pernah menempatkan para perundung sebagai orang yang sepenuhnya buruk, tanpa paham, sebenarnya ada yang mengakibatkan mereka berbuat hal itu atau mungkin saja ada hal baik lain dalam diri mereka.

Seperti kita pergi ke suatu tempat hanya untuk mengambil gambar lalu kita unggah di media sosial kita agar orang-orang tahu kita pernah pergi kesana tanpa benar-benar mereka tahu apa saja yang sebenarnya ada di sana kan?

"Sayangnya, kita jarang benar-benar memahami sesuatu secara mendalam karena kebutuhan kita untuk mengetahui hanya sebatas seperti pergi ke tempat rekreasi dan mengambil gambar untuk menunjukkannya pada orang-orang. Sama seperti bagaimana kita merespon hampir dalam segala hal dalam hidup kita"

Seumpamanya, ada seseorang yang begitu benci diabaikan. Ia bisa merasa sangat buruk ketika ia sudah memberikan dan melakukan hal yang besar tetapi tak dianggap. Dan seseorang itu merasa sakit hati. Antara ingin dihargai dan dianggap penting, ada sesuatu diantaranya yang tak pernah dicari tahu alasannya. Sehingga, ia akan sibuk merasa buruk dan selalu kesal pada orang-orang yang mengabaikannya.

Dan hampir pada semua hal, jika kamu gak pernah benar-benar tahu akan kemana arah tujuanmu, kamu akan terus menerus merasa buruk atas apapun yang membuatmu marah. Tujuannya, bukan untuk menyukai atau menerima apapun yang asalnya membuatmu marah, namun lebih pada supaya semakin sedikit hal-hal yang membuatmu marah dan kesal. Entah atas orang lain atau pada dirimu sendiri.

Jadi intinya adalah: "Kalau kamu mau bepergian, pergi sekalian yang jauh dalam kepalamu menuju banyak kemungkinan dan sudut pandang yaaa :)"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline