Lihat ke Halaman Asli

Siti Fauziah

Mahasiwi

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Jual Beli Hasil Pertanian

Diperbarui: 14 Mei 2020   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pandemi covid 19 ini berasal dari Negara china khususnya di kota wuhan, dan menyerang diberbagai Negara bahkan hampir seluruh dunia. Virus ini sangat mematikan sehingga banyak korban jiwa yang tewas.

Selain itu pertumbuhan ekonomi didunia pun menurun tidak jauh – jauh contohnya adalah Negara kita sendiri yaitu Indonesia. Pada tanggal 2 maret 2020 pemerintah telah mengonfirmasikan bahawa di Indonesia terdapat dua kasus yaitu Virus Corona (Covid 19), penyebaran Virus ini terus bertambah sampai dengan saat ini.

Dalam hal tersebut pemerintah telah melakukan segala upaya dan melakukan beberapa kebijakan seperti social distancing, kebijakan WFH (Work from Home), dan belajar dari rumah. Namun di sisi lain pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan akibat dari pandemi covid 19 ini.

Hal ini juga berkaitan  dengan operasional kegiatan dan layanan bisnis suatu perusahaan yang mengakibatkan para petani karet, padi,dan sayuran mengeluh akan harga yang tidak sebanding dengan modal yang telah dikeluarkan.

Pemberlakuan WFH di beberapa daerah menyebabkan terganggunya siklus perdagangan. Banyak pedagang-pedagang yang menghentikan produksi mereka sehingga menggangu juga siklus konsumsi para konsumen yang membutuhkan rumah tangga.

Ini membuat hasil panen berupa padi, dan sayuran saat ini sangat murah untuk dijual sehingga para petani mengeluh akan hal itu sebab adanya covid ini, sedangkan untuk karet para pengepul hanya membeli seharga Rp. 4.000.000/kg karena banyak perusahaan karet yang tutup sehingga para pengepul tidak bisa menjual kembali dan hanya ditimbun sampai perusahaan – perusahaan kembali menerima karet tersebut.

Para petani saat ini kebingungan akan karena harga hasil panennya tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan.

Risiko dari hasil jual beli pertanian akibat pandemi covid 19 yang mengalami penurunan harga yaitu para petani mengalami kerugian karena harga yang tidak stabil, untuk memulai tanam lagi para petani tidak mempunyai modal, dan bagi para petani yang penghasilan utamanya hanya dari hasil karet pun mengeluh sebab harga karet tidak pernah naik,masyarakat pun berharap agar pemerintah dapat mengatasi merosotnya harga karet dan kembali seperti biasa.

Penutupan beberapa UKM menyebabkan terhentinya pula pasokan modal dan kas untuk mereka. Sementara UKM tidak bisa memberhentikan biaya-biaya operasional atau bahkan sampai tidak menggaji karyawan mereka. Dan para pengepul pun banyak yang memai uang pribadinya untuk tambahan modal.

Sebenernya yang mengalami dampak dari pandemi covid ini bukan hanya para petani saja namun seluruh lapisan masyarakat dari menengah atas hingga,tetapi dalam hal ini para petani hanya bias pasrah sebab mau tidak mau mereka tetap menjual hasil panennya meskipun harganya tidak sesuai karena hanya dari hasil panenlah para petani mempunyai penghasilan. Meskipun di bulan ramadhan ini kebutuhan semakin meningkat namun tetap saja hasil pertanian tidak mengalami kenaikan harga malah semakin turun.

Nama: Vuri Fajar Indriani
NPM: 1851030199
Matakuliah: Manajemen Keuangan Syariah
Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Iqbal Fasa,  M.E.I.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline