Lihat ke Halaman Asli

Seza Auliaa

mahasiswa

Bagaimana Indonesia Menyikapi Perkembangan Demokrasi di Dalam Negeri kepada Negara Lain

Diperbarui: 7 Desember 2023   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Demokrasi merupakan bentuk dari suatu sistem pemerintahan di mana suatu kekuasaan politik dipegang oleh rakyat atau warga negara secara langsung atau melalui perwakilan yang mereka pilih. Istilah "demokrasi" berasal dari bahasa Yunani kuno, di mana "demos" berarti "rakyat" dan "kratos" berarti "kekuasaan" atau "pemerintahan".

Demokrasi menurut beberapa ahli:

Plato

Plato, seorang filsuf Yunani kuno, memiliki pandangan skeptis terhadap demokrasi. Menurutnya, demokrasi cenderung mengarah pada anarki dan penuh dengan kerusuhan politik. Dia percaya bahwa demokrasi bisa diambil alih oleh pemimpin populis yang tidak kompeten dan tidak bertanggung jawab.

Aristoteles

Selain Plato Aristoteles juga pernah berargumen tentang demokrasi. Aristoteles, seorang filsuf Yunani lainnya, menganggap demokrasi sebagai salah satu bentuk yang baik dari pemerintahan, tetapi dia juga mengakui risikonya. Baginya, demokrasi yang stabil harus didasarkan pada hukum dan dilengkapi dengan mekanisme pengimbang kekuasaan yang mencegah penyalahgunaan oleh mayoritas.

John Locke

John Locke, seorang filsuf politik Inggris, memandang demokrasi sebagai bentuk pemerintahan yang diinginkan. Baginya, pemerintah yang sah diperoleh melalui kontrak sosial antara pemerintah dan rakyat, di mana rakyat memberikan otoritas kepada pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi mereka.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan kepulauan yang besar dan multikultur, menerapkan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan demokrasi yang terjadi di Indonesia tercapai sangat memuaskan, dengan melihat fakta-fakta seperti contohnya pemilu yang sudah diselenggarakan dengan tiga (3) kali dengan cukup tertib dan lancar. Namun ditengah fakta-fakta tersebut, beberapa pihak mengatakan bahwa demokrasi Indonesia pada saat era reformasi justru mengalami kemujudan. Demokrasi hanya memanjakan para kaum elit politik sehingga rakyat tidak merasakan dampak dari demokrasi secara signifikan, terutama dalam hal kesejahteraan dan kemakmurannya.

Berdasarkan pengamatan dan dengan proses yang telah terjadi, tercatat beberapa hal terkait penyelenggara pemilukada seperti karakter sekarang ini, yaitu:

pertama, pemilukada menjadi arena rivalitas kekuasaan secara tidak sehat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline