Lihat ke Halaman Asli

Sevira Aulia

Mahasiswa Agribisnis Universitas Jember

Tradisi Barikan: Perayaan Kebersamaan di Desa Brangkal Mojokerto

Diperbarui: 13 Juni 2024   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi  Tradisi Barikan, Foto : Dokumentasi pribadi

Desa Brangkal di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memiliki tradisi unik yang menjadi simbol kebersamaan dan semangat gotong royong warganya. Tradisi ini dikenal dengan nama "Barikan" yang merupakan tradisi di pulau Jawa atau sebuah acara makan bersama dilakukan di tempat terbuka pada malam hari untuk memperingati berbagai momen penting seperti tahun baru, hari kemerdekaan, hari jadi desa, dan hari-hari penting lainnya. Tradisi ini tidak hanya menjadi momen berkumpulnya warga, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai sosial yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Brangkal.

Barikan berasal dari kata "barik" yang dalam bahasa Jawa berarti mengumpulkan atau berkumpul. Tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu dan diwariskan secara turun-temurun. Awalnya, Barikan dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini berkembang menjadi acara rutin yang diadakan untuk memperingati berbagai peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat desa. Makna dari tradisi Barikan sangat dalam, yakni sebagai wujud syukur dan harapan akan kesejahteraan bersama. Melalui Barikan, warga desa saling berbagi kebahagiaan dan rezeki, mempererat tali silaturahmi, dan memperkuat solidaritas antarwarga. Acara ini juga menjadi media untuk melestarikan nilai-nilai gotong royong yang menjadi salah satu pondasi utama kehidupan sosial masyarakat Jawa.

Persiapan untuk Barikan biasanya dimulai beberapa hari sebelum acara. Warga desa secara sukarela bergotong royong mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari menyiapkan tempat, memasak hidangan, hingga mengatur tata letak makanan. Tempat pelaksanaan Barikan biasanya di perempatan jalan tiap RT, halaman masjid atau halaman terbuka yang luas agar semua warga dapat berkumpul dengan nyaman. Setiap keluarga di desa Brangkal akan membawa hidangan khas masing-masing yang telah dimasak dengan penuh cinta dan rasa syukur. Makanan yang dibawa sangat bervariasi, mulai dari nasi, tahu dan tempe, telur rebus, ayam, ikan asin, ikan lele, urap-urap, sayur lalapan, berbagai macam sambel, hingga aneka kue tradisional. Semua hidangan ini kemudian disusun secara rapi di atas tikar yang digelar memanjang, membentuk barisan panjang yang indah dan dimakan menggunakan alas daun pisang yang telah dibersihkan atau biasa juga menggunakan kertas nasi.

Pada malam hari saat acara berlangsung, warga desa akan berkumpul di tempat yang telah disiapkan. Acara dimulai dengan sambutan dari kepala desa atau tokoh masyarakat (biasanya ketua RT atau ketua RW) yang memberikan ucapan selamat dan doa untuk kesejahteraan seluruh warga. Setelah itu, dilakukan doa dan tahlil bersama yang dipimpin oleh pemuka agama setempat sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas segala nikmat yang telah diberikan. Setelah doa bersama, acara makan bersama pun dimulai. Para warga duduk secara berhadapan tidak ada pembatasan siapa yang boleh duduk di mana, semua warga baik tua maupun muda, duduk bersama dalam satu barisan panjang, mencerminkan kebersamaan dan kesetaraan. Mereka saling berbagi hidangan pada daun pisang ataukertas nasi yang telah digelar di depan mereka, bertukar cerita, dan bercanda ria dalam suasana yang penuh keakraban.

Barikan menjadi momen yang sangat dinanti-nanti oleh warga desa, karena pada saat inilah mereka bisa bertemu dan berinteraksi dengan seluruh warga tanpa ada sekat sosial. Suasana hangat dan penuh kebersamaan ini membuat setiap orang merasa dihargai dan diterima sebagai bagian dari masyarakat yang harmonis.

Setelah makan bersama, biasanya warga tidak langsung pulang namun menyaksikan para tokoh yang bersuka rela menyanyikan beberapa lagu untuk memeriahkan acara tersebut. Seringnya warga juga berinteraksi satu sama lain untuk bertukar cerita yang sebelumnya tidak terlalu akrab karena jarak rumah yang jauh, dalam detik tersebut menjadi akrab karena tidak sengaja duduk bersebelahan. Acara barikan biasanya juga ditutup dengan doa bersama, makanan yang tersisa biasanya juga dibungkus dengan daun pisang atau kertas nasi dan dibawa pulang.

Tradisi Barikan memiliki peran penting sebagai pemersatu warga desa. Melalui acara ini, setiap individu merasa menjadi bagian dari masyarakat yang besar dan saling mendukung. Gotong royong dalam persiapan acara, berbagi makanan, dan kebersamaan dalam suasana hangat menjadi pondasi yang kuat untuk mempererat hubungan antarwarga.

Tidak hanya itu, Barikan juga menjadi ajang bagi generasi muda untuk belajar dan memahami nilai-nilai kebersamaan serta gotong royong yang telah diwariskan oleh leluhur mereka. Dengan demikian, tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai media pendidikan sosial yang efektif.

Meskipun tradisi Barikan masih terus dijalankan dengan penuh semangat, tidak dapat dipungkiri bahwa modernisasi dan perubahan gaya hidup masyarakat menimbulkan tantangan tersendiri. Para pemuda di desa Brangkal yang lebih akrab dengan teknologi dan gaya hidup modern terkadang kurang tertarik untuk terlibat dalam tradisi ini. Beberapa pemuda lebih memilih untuk berdiam diri di rumah dan tidak mengikuti acara karena merasa malu atau tidak terbiasa berinteraksi dengan warga sekitar yang tidak ia kenal. Oleh karena itu, upaya untuk melestarikan dan memperkenalkan Barikan kepada generasi muda menjadi sangat penting.

Pemerintah desa dan tokoh masyarakat diharapkan terus mengupayakan berbagai cara untuk mempertahankan tradisi ini. Misalnya dengan memposting video maupun foto kegiatan di media sosial yang digemari oleh generasi pemuda, agar menarik para pemuda di Desa Brangkal untuk menghadiri dan ikut memeriahkan tradisi tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline