Lihat ke Halaman Asli

sevira

mahasiswa

Jatuh Cinta dengan Si Dewasa, Idaman atau Ancaman?

Diperbarui: 7 Desember 2023   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Cinta adalah salah satu emosi manusia yang kompleks dan mendalam. Cinta dapat didefinisikan sebagai perasaan kasih sayang, keterikatan, dan kepedulian yang kuat terhadap orang lain dan berhubungan erat dengan keindahan serta kebahagiaan. 

Namun, cinta juga dapat menjadi berbahaya jika disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Salah satu bentuk eksploitasi cinta adalah grooming.

Child grooming adalah proses perlahan-lahan di mana seorang pelaku membangun hubungan dan kepercayaan dengan anak di bawah umur untuk memanfaatkannya. 

Grooming berkaitan erat dengan relasi kuasa baik dari usia, kekuasaan, hingga finansial. Groomer biasanya mendominasi dan memanipulasi keluguan dan ketidakmatangan korban.

Sering kali grooming berlanjut hingga jenjang pernikahan, korban yang mungkin saja baru memasuki usia legal atau bahkan belum legal harus memasuki dunia pernikahan dengan pemikirannya yang bisa dibilang belum matang atau dewasa. Kuasa yang dimiliki groomer akan sangat mempengaruhi cara berfikir korban hingga proses pengambilan keputusan.

Pernikahan dini yang dilandasi child grooming dapat berdampak buruk bagi korban, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Secara fisik, korban dapat mengalami kekerasan seksual, kekerasan fisik, atau kehamilan yang tidak diinginkan. 

Secara mental, korban dapat mengalami trauma, depresi, atau gangguan kecemasan. Secara sosial, korban dapat dikucilkan oleh masyarakat dan mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan kehidupan orang dewasa.

Namun, terdapat standar ganda yang berkembang di masyarakat. Pernikahan dini berlandaskan child grooming dianggap salah apabila dilakukan oleh orang miskin, sedangkan apabila orang kaya yang melakukan tidak dianggap sebagai masalah besar.

Anak dengan latar belakang keluarga kaya dinilai memiliki pemikiran yang lebih dewasa sebab pendidikannya dan kehidupan yang terjamin. 

Keluarga kaya dapat mengakses asisten rumah tangga, sehingga meskipun berada dalam pernikahan dini tetapi masih dapat fokus melanjutkan pendidikan dan bisnis tanpa kerepotan mengurus anak serta masalah domestik.

Bagaimanapun, child grooming tetaplah tindakan yang salah dan masalah serius yang harus dihindari. Perlunya meningkatkan kesadaran masyarakat serta memperkuat kebijakan yang ada agar dapat mencegah kasus child grooming atau bahkan pernikahan dini di Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline