Pendidikan adalah salah satu pilar penting bagi sebuah bangsa untuk berkembang dan mampu bersaing dengan bangsa lain. Bangsa Indonesia dengan jelas menetapkan pendidikan sebagai salah satu tujuan utama dalam pendirian negara. Hal tersebut dituliskan dalam pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan tentang tujuan pendidikan nasional, yaitu "mencerdaskan kehidupan bangsa". Secara individual, pendidikan menjadi salah satu bentuk investasi yang paling menjanjikan untuk masa depan.
Di tahun 2020 awal, dunia diguncangkan oleh Virus Covid-19 yang menyebar hampir ke seluruh negara di belahan dunia sehingga setiap negara sedang sibuk menentukan berbagai kebijakan guna memutuskan persebaran penyebaran virus tersebut, termasuk Indonesia. Ketika pandemi Covid-19 berlangsung, berbagai pihak khususnya pendidik mencoba melakukan berbagai upaya inovasi pembelajaran. Seperti mengubah sistem pembelajaran dari tatap muka menjadi pembelajaran daring. Berkaitan dengan pembelajaran daring, pada abad ke-21 ini ditandai dengan adanya perkembangan IPTEK yang telah mengubah kehidupan dalam berbagai aspek, salah satunya Pendidikan.
Pemerintahan Indonesia menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berarti setiap kegiatan diharuskan dilakukan di rumah termasuk pembelajaran yang tidak lagi berlangsung ditiap sekolah tetapi dilaksanakan di rumah masing-masing. Maka berdasarkan kebijakan yang telah dibuat, proses pembelajaran dilakukan secara daring. Dikarenakan hal tersebut, efek yang muncul pada siswa di masa pasca pandemi adalah meningkatnya adiksi terhadap smartphone. Selain itu, siswa terbiasa melaksanakan pembelajaran secara daring sehingga merasa nyaman dan malas untuk Kembali ke kelas.
Menanggapi hal tersebut, guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang menarik untuk menambah minat belajar siswa dan menumbuhkan motivasi belajar yang menyenangkan. Pembelajaran yang menari dapat diciptakan dari beberapa hal, salah satunya yaitu menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan bervariasi. Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis untuk melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar siswa dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Model pembelajaran juga bisa diartikan sebagai alat yang menjadi bagian dari metode pembelajaran untuk memenuhi tujuan pembelajaran. Terdapat banyak sekali model pembelajaran yang bisa dipakai oleh guru dalam proses pembelajarannya, diantaranya yaitu:
- Model Pembelajaran Kooperatif
- Model Pembelajaran Think Pair Share
- Model Pembelajaran Discovery Learning
- Model Pembelajaran Snowball Throwing
- Model Pembelajaran Talking Stick
- Model Pembelajaran Problem Solving
- Model Pembelajaran K13
- Model Pembelajaran Teknik Role Playing
- Teaching Factory
- Examples Non Examples
- Model Pembelajaran Langsung
- Model Pembelajaran Kontekstual CTL (Contextual Teaching and Learning)
- Model Pembelajaran Inquiry
- Model Pembelajaran NHT
- Model Pembelajaran STAD
- Model Pembelajaran Jigsaw
- Model Pembelajaran Make A Match
- Model Pembelajaran Mind Mapping
- Model Pembelajaran Picture And Picture
- Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
- Model Pembelajaran Problem Based Learning
- Model Pembelajaran Terpadu
Seperti yang telah disebutkan, banyak model pembelajaran yang dapat dipakai namun jarang sekali guru yang merancang rencana pembelajaran dengan menggunakan beberapa model pembelajaran dalam satu periode. Faktor permasalahan yang ditemukan cenderung sama yaitu masalah internal berkaitan dengan perilaku guru yang masih konservatif, motivasi guru untuk meningkatkan kemampuannya masih rendah, serta guru tidak mengetahui atau belum mengerti berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sikap konservatif guru cenderung berfokus pada upaya guru untuk mempertahankan cara yang selalu digunakan dari waktu ke waktu saat mengajar, bisa dikatakan bahwa guru tetap menggunakan cara atau metode lama dalam mengajar sebab kebanyakan guru enggan untuk merubah cara mengajarnya karena memerlukan berbagai persyaratan dan pola kerja perlu diubah. Masih banyak guru yang kurang bersikap profresif dan adaptif yang masih beranggapan bahwa mengajar cukup dengan menyampaikan materi pembelajaran saja.
Namun, hal itu berdampak kurang baik terhadap peserta didik. Peserta didik yang harus mempersiapkan mental untuk Kembali ke kelas setelah lama menjalani pembelajaran di rumah harus dihadapkan dengan suasana belajar yang membosankan tentu membuat siswa jenuh dan semakin tidak tertarik untuk belajar, apalagi menghadapi kelas yang mulai pertemuan awal hingga pertemuan akhir kegiatannya hanya presentasi kelompok. Itulah mengapa guru harus mengembangkan rencana pembelajaran dengan memperhatikan pemilihan metode serta model yang disesuaikan dengan minat, bakat dan kebutuhan peserta didik.
Pemilihan model pembelajaran tidak harus satu melainkan dapat dilakukan kombinasi antar beberapa model pembelajaran. Hal itu tentu dapat menambah ketertarikan siswa dan mengantisipasi peserta didik yang mudah bosan terhadap pelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H