Lihat ke Halaman Asli

SeverinoLH

Active Talker

Identitas Penulis dalam Gaya Bahasa

Diperbarui: 7 Oktober 2020   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pri

Bahasa merupakan atribut komunikasi. Di dalam penggunaannya terdapat kesepakatan bersama sehingga dapat dimaknai bersama. 

Di luar daripada itu, bahasa dapat menjadi tolak ukur mengenal historis interaksi sosial. Identitas seseorang juga dapat diamati dari gaya bahasanya. 

Meski terdapat kesepakatan pemaknaan dalam bahasa, bukan berarti secara menyeluruh dimaknai secara seragam oleh lintas masa maupun personal. Terdapat bentuk pemaknaan yang dapat bergeser, atau memunculkan kata/istilah yang baru. 

Seperti halnya dengan seorang penulis, baik itu di artikel media cetak, media daring, media sosial, maupun platform blog, terdapat format penulisan dan ciri bahasa yang khas. Hal ini disebut dengan gaya penulisan. 

Saat ini, penggunaan slang dalam penulisan bukanlah hal yang aneh. Bahkan sejumlah penulis memiliki gaya penulisan yang sangat khas, hingga menjadi identitasnya. Ada penulis dengan gaya bahasa yang sangat baku, ada yang semi baku, bahkan ada penulis dengan gaya penulisan yang santai atau informal. 

Tidak seperti penulisan naskah akademik yang mengharuskan kebakuan dalam penulisan hingga format yang tertata, penulis di platform blog bersifat lebih cair. Tidak ada ketetapan pasti dalam penggunaan bahasa. 

Selama pesan yang dikemas oleh penulis dapat tersampaikan dengan baik ke pembaca, maka tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Sekali lagi, penulisan naskah akademik dan non-akademik berbeda. Bahkan pada platform portal berita daring, setiap portal memiliki format dan gaya bahasanya masing-masing, namun tetap mengacu pada penulisan dan kode etik jurnalistik. 

Persoalan mengenai apakah itu nyaman atau tidak bagi pembaca, ini dapat disejajarkan dengan marketing target dalam dunia bisnis. Gaya penulisan dari penulis A tidak cocok bagi anda, namun bagi teman anda yang lain cocok. Maka dapat dipahami bahwa anda bukanlah target pembaca dari penulis A. Alternatifnya, anda bisa mencari informasi yang sama dengan apa yang ditulis oleh penulis A pada tulisan dari penulis B. Ini yang disebut sebagai segmentasi audiens. 

Penulis A menyelipkan slang dalam tulisannya, karena informasi yang dikemasnya diarahkan khusus pada kalangan milenial. Sedangkan anda yang nge-lag saat membaca slang dalam tulisan merasa cocok dengan tulisan dari penulis B, dikarenakan anda tipikal yang sangat akademik, sesuai dengan genre penulisan dari penulis B. 

Identitas gaya penulisan akan berbeda dari masa ke masa, karena setiap generasi membentuk budaya generasinya sendiri-sendiri. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline