Lihat ke Halaman Asli

Opini Pendidikan: Tantangan dalam Pendidikan di Indonesia

Diperbarui: 19 November 2024   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://sumsel.antaranews.com/berita/409242/dinas-pendidikan-palembang-evaluasi-ujian-sd

 

Tantangan Dalam Pendidikan di Indonesia

            Pendidikan merupakan tonggak kemajuan bangsa. Untuk menjadi sebuah bangsa yang maju tentu cita-cita yang dimiliki oleh setiap negara di dunia. Sudah bukan menjadi rahasia umum jika maju atau tidak sebuah bangsa atau negara dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah proses untuk mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas. Negara kita yaitu Indonesia adalah salah satu negara berkembang di dunia yang masih mempunyai masalah besar dalam dunia pendidikan. Indonesia mempunyai salah tujuan yaitu "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" yang menjadi tonggak perkembangan pembangunan kesejahteraan dan kebudayaan bangsa Indonesia. Tetapi dalam realita atau yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan berdampak pada penghambatan penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.

            Pendidikan adalah salah satu fondasi utama dalam membangun masa depan bangsa. Namun, di Indonesia, sistem pendidikan masih menghadapi berbagai tantangan yang perlu segera diatasi. Mulai dari akses yang belum merata hingga kualitas yang perlu ditingkatkan, mari kita bahas lebih dalam tentang permasalahan ini sekaligus peluang perbaikannya.

Akses Pendidikan yang Masih Belum Merata

            Salah satu persoalan utama dalam pendidikan di Indonesia adalah akses yang belum merata. Di kota-kota besar, sekolah dengan fasilitas lengkap mudah ditemukan. Namun, berbeda dengan daerah terpencil, di mana anak-anak harus berjuang keras untuk bisa bersekolah. Jarak yang jauh, kondisi jalan yang sulit dilalui, bahkan terbatasnya jumlah sekolah membuat banyak anak kehilangan kesempatan belajar.

            Fasilitas yang dimiliki semua sekolah di seluruh Indonesia tidaklah semuanya cukup, bahkan masih banyak sekolah yang kekurangan untuk memenuhi standar sekolah yang memadai untuk menjalankan suatu kegiatan belajar mengajar. Banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang masih belum mempunyai lab komputer, lab praktek, bahkan masih banyak sekolah yang bangunanya hampur runtug. Ada juga sekolah yang jumlah siswa melebihi meja dan kursi yang dimiliki oleh sekolah, dan sekolah yang belum memiliki perlengkapan teknologi dan alat-alat penunjang lainnya. Kurikulum merupakan sejumlah tahapan yang didesain untuk peserta didik dengan petunjuk institusi pendidikan yang isinya berupa proses yang statis maupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Tetapi dalam situasi lapangan kurikulum di Indonesia terlalu kompleks, dimana peserta didik terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Hal tersebut berdampak pada peserta didik hanya memahami materi setengah-setengah ditanya menyeluruh. Berdampak pada pengetahuan peserta didik akan sangat terbatas dan peserta didik kurang mengeluarkan potensi. Selain kurikulum yang kompleks sistem kurikulum di Indonesia sering berganti-ganti nama, kurikulum di Indonesia sering sekali mengalami perubahan. Namun, perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa mengubah konsep kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum Indonesia. Hal tersebut yang menyebabkan pendidikan tidak dapat berkembang secara optimal. Hanya sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas lengkap saja yang dapat mengembangkan peserta didiknya.

Kualitas Pendidikan yang Beragam

            Berbicara soal kualitas, kesenjangan di Indonesia juga cukup besar. Ada sekolah yang dilengkapi fasilitas canggih dan guru berkualitas, tetapi di sisi lain, masih ada sekolah yang kekurangan tenaga pengajar kompeten dan minim fasilitas. Ketimpangan ini tentu berdampak pada hasil belajar siswa. Hal ini didasarkan pada perhatian pemerintah terhadap hal pendidikan. Dalam realitanya pemerintah hanya memberikan perhatian lebih kepada pendidikan yang ada di kota, dan sangatlah berbeda dengan perhatian yang diberikan pemerintah di desa. Pemerintah yang lebih menaruh perhatian pada pendidikan di perkotaan membuat kualitas pendidikan di perkotaan dan di pedesaan menjadi berbanding jauh. Salah satu contohnya dalam hal masalah kesejahteraan guru. Gaji guru di desa jauh lebih rendah dibandingkan gaji guru di kota. Hal ini menyebabkan banyak guru lebih memilih menjadi guru dan bekerja di kota daripada menjadi guru di desa. Dengan masalah tersebut berdampak pada kualitas guru yang ada di kota jauh lebih baik dibandingkan dengan kualitas guru di desa. Selain masalah kesejahteraan guru, juga terdapat ketimpangan dalam hal bantuan untuk fasilitas pendidikan, dan banyak hal lainya. Maka tidak heran apabila pendidikan di Indonesia masih belum merata dimana kualitas pendidikan di kota lebih baik daripada di desa.

            Selain itu, kurikulum yang sering berubah membuat guru dan siswa kesulitan beradaptasi. Kurikulum merupakan sejumlah tahapan yang didesain untuk peserta didik dengan petunjuk institusi pendidikan yang isinya berupa proses yang statis maupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Tetapi dalam situasi lapangan kurikulum di Indonesia terlalu kompleks, dimana peserta didik terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Hal tersebut berdampak pada peserta didik hanya memahami materi setengah-setengah ditanya menyeluruh. Berdampak pada pengetahuan peserta didik akan sangat terbatas dan peserta didik kurang mengeluarkan potensi. Selain kurikulum yang kompleks sistem kurikulum di Indonesia sering berganti-ganti nama, kurikulum di Indonesia sering sekali mengalami perubahan. Namun, perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa mengubah konsep kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum Indonesia.Padahal, guru adalah ujung tombak pendidikan. Sayangnya, banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan memadai untuk menghadapi tuntutan zaman. Beberapa program pelatihan memang sudah ada, tetapi masih butuh pendekatan yang lebih sistematis dan berkesinambungan.

Tantangan Pendidikan di Era Digital

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline