Lihat ke Halaman Asli

Setyo Winoto

Mahasiswa

Kebiasaan Baru dalam Pendidikan Saat Pandemi

Diperbarui: 20 November 2021   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sejak adanya virus yang melanda didunia mengakibatkan dampak yang luar biasa bagi keberlangsungan kehidupan, yang dikenal sebagai virus corona. Masing-masing negara melakukan segala upaya untuk menangani covid -19, dinegara kita tercinta melakukan upaya untuk mencegah covid-19 agar tidak merebak di daerah-daerah. Pemerintah menerapkan kebijakan-kebijakan untuk mengurangi angka kematian.

Dalam pendidikan pemerintah mengeluarkan keputusan untuk meliburkan semua siswa, menerapkan untuk patuhi 6 M dan menaati pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Tentunya hal ini akan menjadikan perubahan dunia pendidikan yang  sebelumnya melakukan pembelajaran tatap muka sekarang harus melakukan pembelajaran daring(dalam jaringan)/via online.  Untuk itu dalam pembelajaran daring harus siapkan strategi menghadapi pembelajaran daring, diantaranya;


Sebelumnya harus ada pelatihan pelatihan pembelajaran online yang simpel agar siswa dapat dengan mudah mengakses pembelajaran itu. Penugasan yang diberikan guru tidak membebani siswa karena akan berpengaruh terhadap psikis siswa tersebut, karena guru tidak dapat memantau perkembangan psikis siswa melalui online. Orang tua ataupun keluarga harus lebih aktif dan meluangkan waktu dalam mendampingi dan memantau  pembelajaran yang ditangkap oleh anaknya. Pihak sekolah harus juga memfasilitasi dalam pembelajaran online, agar jalannya pembelajaran lebih lancar sehingga antara guru dan siswa tidak ada yang dirugikan.

Pembelajaran secara daring sebagian para siswa menjadikan sebuah kejenuhan dan membosankan, karena dalam pembelajaran daring biasanya guru lebih menekankan tugas-tugas. Penekanan tersebut ditujukan untuk siswa agar lebih aktif akan tetapi bagi siswa menjadikan rasa bosan. Rasa bosan tersebut hadir karena tidak adanya suasana yang seperti dulu dirasakan saat pembelajaran tatap muka, mulai dari komunikasi 2 arah antara guru dengan siswa, cengkrama dengan teman-temannya.

Tidak terasa penerapan pembelajaran daring sudah hampir kurang lebih 2 tahun, dan negara-negara berlomba mencari obat untuk virus tersebut. Setelah penemuan vaksin untuk virus covid-19 tersebut pemerintah membagikan suntikan kepada seluruh masyarakat agar berharap pandemi covid-19 berakhir.

Pada saat ini dengan sudah dilakukannya  penyebaran suntik vaksin di berbagai wilayah, menjadikan pemerintah berani mengambil langkah dengan mulai melakukan  pembelajaran tatap muka. Pembelajaran tatap muka (PTM) dapat dilakukan dengan syarat-syaratnya dapat terpenuhi, diantara lain syarat nya adalah;
Sekolah yang akan menerapkan PTM berada di wilayah PPKM level 1-3
Tenaga pendidik baik kepala sekolah, guru dan staf harus sudah melakukan vaksinasi covid-19 dengan komplit Sekolah yang menerapkan PTM wajib menerapkan protokol kesehatan yaitu 6 M (Memaki masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan mengikuti vaksin). Adanya kesepakatan bersama antara pihak komite sekolah dengan orang tua atau / wali siswa untuk keberlangsungan pembelajaran tatap muka di sekolah penerapan PTM wajib terdapat Satgas covid-19.

Jika sudah dapat memenuhi syarat tersebut maka sekolah dapat menerapkan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran tatap muka dilaksanakan dengan langkah-langkahnya sebagai berikut;
Durasi pembelajaran tatap muka maksimal dilakukan selama 3 jam
Pembelajaran tatap muka dilakukan dengan sekali dalam seminggu atau dua kali dalam satu minggu untuk kelas tertengok Kapasitasnya yang diperbolehkan adalah 50% dari daya tampung yang sebagaimana mestinya, akan tetapi untuk PAUD/TK dapat 100%
Mengatur jarak duduk antar bangku sejauh 1 meter

Materi yang disampaikan hanya bersifat esensial. Tetap memakai masker, mencuci tangan sebelum masuk dan memakai handsenitiser.

Dalam pembelajaran tatap muka harus senantiasa dipantau perkembangan nya, guna upaya pencegah covid-19 perlu dilakukan untuk pemutus mata rantai. Jikalau nantinya pembelajaran tatap muka dilakukan angka terpapar covid-19 semakin tinggi lagi, maka perlu dilakukan lagi pembelajaran daring yang tentunya penting untuk saling berkolaborasi untuk pulihnya pendidikan.

Dengan adanya vaksinasi yang diberikan pemerintah, masyarakat memiliki rasa optimistis akan pulihnya dunia pendidikan. Karena bagaimana pun pembelajaran tatap muka lebih banyak keunggulannya dibandingkan pembelajaran daring. Pembelajaran tatap muka akan  menjadikan para guru, orang tua dan siswa khususnya menjadikan rindu yang terobati akibat pandemi selama ini.


Walaupun sudah dilangsungkan PTM semua kalangan masyarakat, siswa dan guru tidak boleh lengah dengan mengindahkan aturan protokol kesehatan karena dapat mungkin terjadi cluster covid-19 dalam bidang pendidikan. Karena bagaimanapun mencegah daripada mengobati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline