Gender menjadi suatu hal penting dalam tatanan sosial (masyarakat). Ini bukan hanya masalah jenis kelamin di KTP, tapi juga terkait pembagian peranan sosial, norma serta etika. Suka atau tidak, perilaku kita sehari-hari banyak diatur oleh gender kita. Cara kita berpakaian, cara berbicara, memilih pekerjaan, dan berinteraksi dengan lingkungan kita. Semuanya secara terus-menerus mendasari pilihan yang kita ambil.
Contoh sederhana ketika dua orang pelajar cowok dan cewek mendapati batang kayu di halaman sekolah yang jatuh dari pohon . Pelajar pria (jika insting gendernya normal) pasti akan bertindak duluan menyingkirkan batang itu dari jalanan. Sedangkan cewek pasti berteriak menyuruh temen nya yang cowok. Ini adalah pengambilan keputusan berdasarkan gender.
(Kejadian ini hanya contoh, tapi wanita pemberani yang kuat dan tidak takut kenyataan berbicara lain)
Kenapa gender begitu penting?
Gender menjadi hal pertama yang dipertimbangkan saat bertemu dengan orang baru, sehingga saat kita ragu dengan jenis kelamin seseorang, hal itu bisa membingungkan.
(Pasti kita pernah mengalami nya, itu cowok atau cewek ya? melihat dari penampilan luarnya).
Selama dua dekade terakhir, banyak orang mempertanyakan apakah kita harus berusaha lebih keras untuk menciptakan dunia tanpa memperdulikan gender. Di lain sisi, sebagian pasti akan menentangnya karena gender itu adalah hukum alam, dengan fungsi dan aturan yang melekat padanya. Menabrak tatanan gender berarti upaya merusak hukum alam.
Membatasi diskriminasi gender mungkin akan menguntungkan banyak orang, itu berarti orang lebih bebas dalam membuat pilihan pribadi tanpa ditekan harapan masyarakat.
Lingkungan inilah yang dianggap lebih cocok untuk orang non-biner dan trans juga,serta orang-orang yang tidak nyaman dengan gagasan stereotip kita yang terkotak dalam konsep 'maskulin' dan 'feminim'.
(Non-biner adalah orang yang tidak mau dikelompokkan gender lelaki atau perempuan, sedangkan trans merujuk pada transgender).