Lihat ke Halaman Asli

Setyo Ari Cahyono

A man who love Literatures that trapped inside doctor's body.

Manusia Lebih Bodoh dari Alam

Diperbarui: 22 Februari 2021   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Livescience.com

Ada banyak hal yang diramalkan akan terjadi sekarang, namun tak kunjung juga ada. Sebenarnya ramalan itu bukan hanya isapan jempol, karena khayalan manusia yang diikuti rasa ingin tahu banyak menciptakan penemuan berharga. 

Ingatlah bahwa ilmu dan pengetahuan yang dimiliki manusia sekarang itu jika dibandingkan dengan ilmu Sang Pencipta tidak ada setetes air dibandingkan air seluas samudera. Jadi manusia itu makhluk yang bodoh atau cerdas?

Pertanyaan ini sangat relatif, dan jawabannya bisa bermacam-macam.  

Manusia lebih bodoh dari siapa? Manusia lebih pintar dari siapa?

Ikan lumba-lumba menemukan makanan dan kawanannya melalui mekanisme echo-location (radar alami). Kucing dengan keseimbangan badan dan manuver fisiknya terjatuh dari atap rumah tanpa patah tulang. Anjing bisa mencium bau dari jarak ratusan meter, dan bisa menyimpan dalam ingatannya. Burung hantu tak perlu ada cahaya untuk bisa melihat benda. 

Jadi semua "teknologi" hewan itu, tidak dimiliki manusia. Harus kita akui sebenarnya kita lebih "primitif" dari mereka. (Dalam beberapa hal) kita harus akui kalau kita lebih 'bodoh' dari hewan. 

Jika manusia mau ngeyel, pasti akan berdebat. Loh lumba-lumba kan ga bisa membangun bangunan, kucing ga bisa bermain tenis, atau mengendarai mobil. Anjing ga bisa melukis atau bermain musik. Dan pun ga ada manusia yang mau dibandingkan dengan hewan. 

Manusia memiliki akal, dan dengan akalnya manusia bisa menciptakan sesuatu untuk membantu hidupnya, untuk mencegah kecelakaan, perangkat komunikasi yang lebih canggih, alat bantu di dunia militer. Dan banyak hal yang ditengarai meniru teknologi yang dipunyai hewan namun tidak kita miliki. 

Meskipun demikian, manusia bisa menguasai teknologi tapi tidak bisa mengalahkan (hukum) alam. Berapa banyak bangunan gedung hancur karena terjangan banjir. Pesawat bisa terjatuh karena badai. 

Kecerdasan manusia tetap punya kelemahan, bukan kecerdasan yang mutlak.

Primeins.com

Alam akan mengalami titik jenuh ketika manusia berbuat melebihi batas. Semua sudah diatur untuk keseimbangan alam. Termasuk adanya bencana itu sudah dirancang dan direncanakan. 

Ini merupakan alarm alam, untuk mengingatkan kalau manusia tidak boleh jumawa dan sombong atas kemampuannya. Sudah lah kita tidak bisa lebih pintar dari alam semesta, apalagi dari Tuhan. Jadi pakailah ilmumu baik-baik. (Sac)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline