Pengalaman ini terjadi pada bulan Juli kemarin tepatnya ketika liburan sekolah. Setelah melakukan pendaftaran di internet untuk periode tanggal 10 Juli selama dua Minggu, saya dan Luthfil teman sepermainan berangkat ke Kampung Inggris, Pare Kediri.
Kursus dan Penginapan
Saya mengambil kursus di WE Kampung Inggris karena sudah saya bandingkan dengan lembaga yang lain dengan biayanya paling murah. Selain Itu bukan tanpa alasan, kursus itu saya ambil berdasarkan rekomendasi teman yang telah duluan disana. saya lebih suka dan mantap jika sudah direkomendasikan. Haha.
Kemudian untuk soal penginapan, saya pilih Camp. saya menginap di Camp Fikri. Belakangan baru saya tahu ternyata masih satu manajemen dengan WE Kampung Inggris. Soal harga, akan saya rincikan di bawah ya.
Belajar di WE Kampung Inggris rasanya...
Saat itu saya ambil dua materi kursus. mulai jam 7 pagi dan selesai jam 12 siang. Itu ada jedanya ya. Sangat bukan main berat untuk bisa hadir di kelas pagi jam 7. Bagaimana nggak berat, biasanya aja jam 9 baru bangun.
Kelas pertama yakni kelas Pronunciation. Miss rizky yang menjadi tentor kami waktu itu. Kesan pertama, saya nggak yakin sih karena penampilan beliau yang nggak meyakinkan, haha. Tapi setelah beliau bicara, yassalam mantap kali pronunciation nya! Saya belajar banyak hal mengenai pengucapan yang benar, yang selama ini nggak pernah saya ketahui.
Kelas yang kedua mulai pukul 10 pagi, kalo nggak salah. Kelas kedua yakni kelas Speak Second. Mister Agus yang menjadi tentor kami waktu itu. Dari kesan pertama ketemu waktu itu, saya langsung yakin bahwa blio ini mantap. Benar saja, blio mengajarnya sungguh asyik, dan saya jamin pasti semua juga merasakan hal sama bagaikan saya.
WE Kampung Inggris soal teman kursus, saya dapat teman macam2 dari berbagai latar belakang. Mahasiswa, kerja, dan pengangguran juga ada seperti saya. Soal bahasa Inggris mereka gimana? Karena mereka datang kesini itu karena mereka tidak bisa!. Banyak yang mau ngomong bahasa inggris itu mikirnya lamaaa banget. Tapi ya itulah namanya belajar. Dan yang saya salut, semua orang disini bukan main respect sama teman2 yang gak bisa ngomong Inggris sekalipun.
Ya, mereka nggak pernah yang namanya ngremehin, apalagi nyindir2. Dan yang teramat saya suka lagi, disini saya dibuat nggak merasa minder lagi buat ngomong bahasa inggrs. Beda banget sama di kampus yang takut salah tiap kali mau ngomong Inggris.
Soal penginapan, beginilah rasanya menginap di Camp Fikri.
Adzan subuh berkumandang, entah siapa si kampret yang bangunin dengan metode yang sangat menyebalkan itu. Bayangin aja, dia bangunin sambil mukul2 botol Aqua ukuran tanggung. Suara botol diremas itu lho yang bikin sakit ati. Sambil keliling dan bilang "wake up.. wake up mister..". Tapi sejujurnya saya terima kasih banget sama dia. Kalo nggak ada dia mungkin saya nggak bakalan bisa bangun buat sholat subuh.
Belakangan baru saya tahu ternyata dia anak pesantren. saya yakin pasti metode botol air mineral tanggung itu dia dapat dari sana. Namun cobaan nggak berhenti disana. Camp fikri yang letaknya di pinggir sawah, serta lokasi Pare yang dikelilingi gunung, bikin suhu disana dingin banget. Sumpah. Udah gitu kamar kami di lantai dua. Sholatnya di balkon pula.