dalam al-qur'an dijelaskan bahwa dengan jelas bahwa seorang muslim adalah orang yang mampu meredam amarahnya, atau memberi maaf saat ia sedang marah.memberi maaf saat seseorang dalam keadaan tenang adalah hal yang paling gampang namun, yang paling di hargai adalah ketika manusia memberikan maaf ketika ia sedang marah.
dia akan berdakwah dan beraguen dengan cara terbaik.ucapannya selalu lemah lembut danpenuh hikmah,kelakuannya selalu beradab.dia selalu mengatakan perkataan yang terbaik,tanpa melukai orang lain atau kelompok tertentu.orang yang beriman dan memiliki keimanan dan kepribadian muslim tidak boleh menyembunyikan sinar kebenaran, atau berkomproomi dengan kebenaran.
namun saat melakukan negosiasi dia harus memperlakukan seseorang atau kelompok lain dengan cara bijaksana dan kecakapan laksana seorang guru spiritiual yang bijak.oleh karena itu seorang muslim dilarang untuk mencela siapapun, bahkan tuhan palsu sekalipun. sebab mungkin saja dibalik orang yang memuja tuhan dan mencela tuhan itu akan berbalik mencela yang tidak dia sembah.
tidak sebagaimana diplomat konvensional yang lebih cenderung untuk melakukan segala sesuatu dengan pasif dan memandang orang lain dengan pandangan curiga, rasululah justru menyambut setiap orang dengan mengucapkan salah dan kedamainan.beliau selalu bersikap sebagai seorang kesatria dengan ucapan yang sangat lembut.beliau selalu menghindari ucapan yang akan menyakiti orang lian, berbicara pelan tapi jelas, semua ungkapamnya bisa ditanggap oleh lawan bicaranya.
kaum muslimin dilarang dilarang untuk menggunakan kata-kata yang penuh ambigualitas.rasulullah tidak dibiarkan dirinya dihimpit beban mental, beliau berbicara dengan jernih, yang berasal dari kekuatan keyakinan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H