Setiap manusia yang hidup di muka bumi pasti memiliki ujian, banyak dari manusia mengira bahwa dengan kondisi keuangan yang sehat maka hidup akan lebih mudah dijalani. Hidup kaya raya dan bergelimang harta seakan menjadi cita-cita , tujuan hidup dan impian hampir semua orang. Namun, menjadi kaya ternyata tidaklah mudah, bahkan cenderung sulit dan tentu membutuhkan suatu proses yang harus dicapai dengan bekerja keras dan pantang menyerah. Tak heran jika banyak orang yang memilih menjadi kaya dengan cara yang instan, tanpa mempedulikan norma agama dan menyalahi aturan sosial masyarakat. Banyak orang yang terjerumus kedalam dosa dengan mencari jalan pintas yang sesat dan bersekutu dengan setan untuk mendapatkan kekayaan dengan menggunakan pesugihan.
Pesugihan adalah jalan pintas dengan melakukan ritual yang melibatkan dunia ghaib yang tak kasat mata dan mistis untuk mendapatkan kesuksesan dan kekayaan. Pesugihan melibatkan kesepatakatan, janji, tumbal dan berbagai resiko negatif yang dapat ditimbulkan, bahkan sampai bertaruh dengan nyawa. Dengan arti lain pesugihan biasanya dilakukan dengan membuat perjanjian dengan makhluk ghaib berupa tumbal ataupun mahar tertentu yang harus dipersembahkan kepada makhluk gaib sebagai pengganti atau barter untuk kekayaan yang diperoleh. Korban tumbal pesugihan ditentukan berdasarkan permintaan sang makhluk gaib dan pelaku harus bisa memenuhinya. Salah satu pesugihan yang cukup terkenal dari Tanah Jawa adalah Pesugihan Kandang Bubrah.
Apa Pesugihan Kandang Bubrah?
Dikutip dari Hops.Id, "pesugihan Kandang Bubrah termasuk jenis pesugihan yang banyak dilakukan di Indonesia. Jenis pesugihan ini dipercaya bisa memberikan kekayaan berlimpah kepada pelakunya dengan sayarat si pelaku harus merenovasi rumahnya secara terus menerus".
Kandang bubrah secara harfiah dapat diartikan dengan rumah yang berantakan, rumah yang tidak memiliki keteraturan. Kandang bubrah adalah salah satu ritual yang dilakukan untuk mengumpulkan kekayaan atau mencari kesaktian dan kekuasaan. Sesuai dengan namanya "kandang bubrah" ritual ini dikenal dilakukan dengan cara menjadikan bangunan rumah yang berantakan, tidak teratur, dan harus selalu dalam kondisi direnovasi dengan berbagai bongkaran atau renovasi tambahan secara terus menerus.
Menurut sumber dari Hops.id, pesugihan kandang bubrah ini berasal dari Jawa Tengah dan sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, diperkirakan pesugihan ini telah ada dari abad ke-15 dan pertama kali diperkenalkan oleh Ki Ageng Tembung Boyo. Makam Tembungboyo di Kelurahan/Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, telah lama dikenal sebagai lokasi untuk melakukan pesugihan kandang bubrah.
Meski sudah ada sejak abad ke-15, ritual untuk menjadi kaya secara instan dengan Kandang Bubrah masih ditekuni banyak orang hingga saat ini. Renovasi rumah sebagai syarat ritual dapat dilakukan dari cara yang sederhana, seperti mengecat tembok secara berkala dengan warna yang berbeda-beda hingga merombak salah satu bagian rumah atau keseluhuran yang pada intinya harus selalu melakukan renovasi dan membiarkan rumah untuk tidak pada kondisi rapi dan bersih.
Kandang Bubrah Pesugihan Aliran Putih?
Berdasarkan banyaknya mitos yang beredar, pelaku Pesugihan Kandang Bubrah ternyata tidak bisa menjadikan kaya mendadak atau secara instan dikarenakan dalam praktiknya agar menjadi kaya hingga 7 keturunan setiap pelaku Pesugihan Kandang Bubrah Tembung Boyo diharusakan melakukan renovasi rumah dan membuat usaha sebagai syarat mendatangkan rezeki. Dikutip dari salah satu narasumber pada Youtube Yona Musk, 24 Juli 2023 menyatakan "Bukan langsung kaya mendadak tapi nanti akan ada perubahan sedikit demi sedikit dan bukan secara instan".
Maka dari itu banyak pelaku Pesugihan Kandang Bubrah meyebut praktik pesugihan tersebut sebagai Pesugihan aliran putih dikarenakan banyak pelaku praktik pesugihan yang mengira bahwa perjanjian pesugihan hanyalah berupa merenovasi rumah terus menerus dan tidak menggunakan tumbal nyawa. Akan tetapi, yang harus diketahui berdasarkan mitos yang beredar, sebenarnya Pesugihan Kandang Bubrah juga tetap menggunakan tumbal. Melalui kontrak ritual pesugihan, beberapa cerita menyebutkan bahwa Pesugihan Kandang Bubrah yang konon "tanpa tumbal", ternyata tetap memakan korban jika syarat ritual tahunan tidak dapat dilakukan dan dipenuhi oleh pelaku pesugihan dan harapan menjadi kaya hingga 7 keturunan melalui pesugihan kandang bubrah sama sekali tidak memberikan jaminan.
Pandangan Pesugihan dalam Norma Agama dan Era Manusia Modern