Lihat ke Halaman Asli

Jadi Sahabat untuk Ajarkan Disiplin

Diperbarui: 24 Desember 2016   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Disiplin merupakan suatu konsep yang disebut-sebut harus diterapkan di setiap lini kehidupan, utamanya di lingkungan pendidikan. Banyak lembaga pendidikan, dalam hal ini sekolah, yang berupaya membuat kegiatan hingga memberlakukan beberapa tata tertib guna mencapai satu tujuan, yaitu disiplin. Mulai dari pemberlakuan tata tertib hingga pemberian hukuman bagi peserta didik yang melanggar. Hukuman yang diberikan pun juga bervariasi, mulai dari membuat surat pertanyaan hingga lari keliling lapangan.

Pertanyaan yang muncul berikutnya adalah apakah penerapan hukuman bagi peserta didik yang dinilai tidak disiplin tersebut efektif? Apakah dengan memberikan hukuman dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu direnungkan lebih lanjut. Sebenarnya, menamankan sikap disiplin bagi peserta didik bisa dibilang susah-susah gampag. Hal ini bergantung pada langkah apa yang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut.

Menjadi dekat dan bersahabat dengan peserta didik merupakan salah satu cara untuk mengajarkan kedisiplinan tanpa paksaan. Terdapat beberapa cara bersahabat untuk membangun kedisiplinan peserta didik. Pertama, beri aturan yang logis. Libatkan peserta didik dalam menyusun aturan yang harus dipatuhi bersama. Beri alas an yang masuk akal mengapa aturan tersebut harus ditaati bersama. Dengan begitu, peserta didik akan merasa dihargai pendapatnyapaham dan merasa berkewajiban untuk mematuhinya. Aturan yang dibuat hendaknya jelas, baik bagaimana cara mematuhinya serta konsekuensi apa yang harus dilakukan ketika melanggar.

Kedua,berikan hukuman yang jelas dan mendidik. Jika peserta didik melanggar peraturan yang telah disepakati bersama, berikan hukuman yang jelas dan mendidik. Guru hendaknya juga menjelaskan manfaat dari hukuman yang telah dilakukan. Hal ini sebagai upaya agar peserta didik tidak membenci guru atau orang yang menghukum melainkan justru menimbulkan rasa diperhatikan dan disayang melalui peringatan ketika ia melakuakn kesalahan.

Ketiga,berikan contoh atau teladan yang baik. Poin terakhir ini sangat penting tetapi sering diabaikan oleh beberapa orang. Tidak jarang guru menghimbau siswanya untuk datang tepat waktu tetapi justru ia sendiri terlambat. Hal ini sangat ironis dan dapat menimbulkan kecemburuan bahkan kebencian peserta didik. Oleh sebab itu, teladan atau contoh yang baik sangat diperlukan peserta didik untuk menumbuhkan sikap disiplin.

Ketiga cara tersebut hanya sebagian kecil cara untuk memupuk sikap disiplin pada peserta didik. Intinya, kita harus dekat dan bersahabat dulu dengan peserta didik untuk memupuk rasa disiplin. Agar nantinya peserta didik disiplin tanpa paksaan dan kebencian, melainkan dengan nyaman dan kesadaran.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline