Lihat ke Halaman Asli

Ken Arok Pembuat Sejarah

Diperbarui: 19 Juni 2021   05:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

KEN AROK PEMBUAT SEJARAH

Halaman 16

Bersiaplah untuk mati,  empat prajurit yang mengepung Patra dan Ranu dengan pedang teracung mendekat ke Patra dan Ranu. Patra dan Ranu sudah pasrah apa yang akan terjadi. Patra dan Ranu juga menjadi heran kenapa prajurit yang pertama pedangnya terpental, lalu prajurit kedua yang akan mencederainya dapat terpental dan jatuh dari kuda.

Tapi Patra dan Ranu sudah tidak dapat berpikir lagi, sekarang dihadapannya 4 orang prajurit sudah mengitari mereka dan siap untuk membunuh mereka.  Patra dan Ranu tidak tahu harus berbuat apa, untuk laripun sudah tertutup jalan. Yang bisa dilakukan Patra dan Ranu akhirnya hanya pasrah menerima nasip mereka yang harus mati di tepi sungai. Yang menjadi pembatas Tumapel dan Kediri.

Tapi belum lagi kuda-kuda prajurit Kediri mendekat ke arah Patra dan Ranu. Tiba-tiba satu persatu prajurit itu terpental dan jatuh dipasiran tepi sungai itu. Dan dari gerumbul pohon dekat mereka muncul tiga orang, yang dua orang masih muda dan satu orang sudah berusia lanjut.

Dengan cekatan keempat prajurit Kediri yang terjatuh dipasiran itu sudah berdiri dan siap menghadapi tiga orang yang baru datang itu. Jadi kalian yang telah berani mengganggu tugas prajurit Kediri. Katakan siapa kalian, telah berani menjatuhkan kami di pasiran.

Kami orang Kediri Tuan. Kami telah mengungsi ke Tumapel dan kami diterima dengan baik di Tumapel. Sementara kami di Kediri telah dikejar-kejar dan akan dibantai, jika tidak menuruti kehendak raja Kertajaya. Kami di Kediri disuruh untuk menyembah raja Kertajaya dan Mengakuinya sebagai seorang dewa. Karena kami tidak mau maka kami sekarang mengungsi ke Tumapel.

Kamu telah melakukan banyak kesalahan, yang pertama kamu telah menjatuhkan kami para prajurit kediri, yang kedua kalian telah menolak perintah raja. Kalian tahu apa hukumannya bagi orang yang telah berani menolak perintah raja. Kalian harus dihukum dengan dibunuh. Bersiaplah kalian untuk mati sekarang.

Janganlah tuan bermain-main dengan nyawa, saya dan anak-anak saya ini justru telah mencegah tuan agar tidak membunuh dua orang itu. Harusnya tuan justru melindunginya, karena bukan kita yang bertugas untuk mencabut nyawa seseorang.

Prajurit Kediri yang sudah kesal sekali itu berteriak, cukup sesorahmu. Kami tahu apa yang harus kami lakukan. Ini bukan masalah siapa yang berhak mencabut nyawa seseorang, tetapi ini masalah kalian telah melanggar dan harus dihukum. Hukuman itu adalah kalian harus dibunuh, supaya yang lain menjadi jera.

Tuan memang benar, demikianlah tugas seorang prajurit. Tetapi seperti tuan ketahui, apa salah kami?. Kami bukan penjahat yang sedang berbuat jahat. Kami hanya ingin keadilan dan kebebasan menjalankan kepercayaan kami. Kami tidak merugikan siapa-siapa, kenapa kami harus di salahkan sebesar itu dan harus dihukum dengan dibunuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline