Lihat ke Halaman Asli

Defit Setya

Student, Free Mom

Hai Kamu yang (katanya) Sanggup Menungguku, Tahukah Akan Sakitnya?

Diperbarui: 19 Februari 2016   15:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Penantian mulanya bukan sebuah kepiluan
Namun bilahan rindu yang semakin mengumpul
Beradu,
Merdu seperti kabut embun pagi yang mengepul

Apakah yang membuatmu merindu?
Sedang kau tak tahu jiwa ini entah dimana
Ragaku tak jua dalam pandangan
Hanya bayangan yang hanya bayangan

Apalah yang menjadi pesona
Sehingga hujan dipagi hari kau bilang dapat menghadirkan pelangi
Mendung ditengah hari kau bilang meneduhkan
dan petir di senja mengalun merdu

Kekuatan apa yang mengikat dua hati
sedang satu tak dalam pengawasanmu
Dan Aku pun tak mengenal jatimu
seluk beluk tentangmu
Apalagi sosok jelasmu

Lagu apa yang akan kau dendangkan
didepanku, didepan seorang mengharapkan kau
Bukan hanya nyali tapi juga alur cerita
yang memesona rasanya

Sudahkan kau memulainya?
Ya, ceritamu padanya
pada mereka
bukan pada diriku
karena yang kau tahu
hatiku saat ini melaung padamu

Apakah yang membuatmu meyakini?
Dan jiwa ini dalam luka yang radang
Ya, itu perkataanmu
Namun tidak denganku

Mungkin kau paham dengan kata penantian
Namun getir yang kurasa
itulah yang membuat hati ini berdesir
Mengkhawatirkanmu

Siapkah kau menelan luka?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline